Apa Itu Threat Hunting: Strategi Proaktif Deteksi Ancaman Siber

Sumber: www.freepik.com

Apa itu threat hunting? Secara garis besar ini adalah pendekatan proaktif dalam keamanan siber yang berfokus pada pencarian aktif serta identifikasi ancaman tersembunyi di dalam jaringan dan sistem perusahaan sebelum ancaman tersebut sempat menimbulkan kerusakan. Dengan memadukan kecerdasan ancaman (threat intelligence), analisis data log mendalam, serta keahlian analis keamanan, proses ini memungkinkan tim IT mendeteksi pola serangan canggih yang sering luput dari solusi keamanan otomatis seperti antivirus dan SIEM konvensional. 

Untuk memahami apa itu threat hunting—mulai dari prinsip dasar, manfaat hingga tahapan praktiknya—simak penjelasan artikel berikut. Kami akan memberikan penjelasan selengkapnya untuk Anda.

Apa Itu Threat Hunting?

Threat Hunting adalah proses proaktif dalam keamanan siber yang bertujuan untuk mencari dan mengidentifikasi ancaman tersembunyi dalam sistem IT perusahaan sebelum ancaman tersebut menyebabkan kerugian nyata. Berbeda dengan pendekatan reaktif yang hanya merespons setelah serangan terdeteksi, threat hunting bekerja dengan asumsi bahwa sistem perusahaan mungkin sudah disusupi, hanya saja belum terdeteksi oleh tools keamanan tradisional seperti antivirus atau SIEM (Security Information and Event Management).

Proses threat hunting melibatkan analis keamanan siber atau threat hunter yang secara aktif menelusuri log, lalu lintas jaringan, dan aktivitas sistem lainnya untuk menemukan pola mencurigakan atau perilaku abnormal. Pendekatan ini mengandalkan kombinasi antara kecerdasan ancaman (threat intelligence), pemahaman mendalam tentang sistem, dan intuisi dari pengalaman untuk mengungkap potensi serangan yang sedang berlangsung atau yang akan datang.

Perbedaan Threat Hunting dan Incident Response

Meskipun sama-sama bagian dari strategi keamanan siber, perbedaan threat hunting dan incident response sangat mendasar. Threat hunting adalah pendekatan proaktif—bertujuan mencegah insiden keamanan dengan mencari ancaman sebelum terdeteksi oleh sistem. Sementara itu, incident response bersifat reaktif, yakni merespons dan menangani insiden yang telah terjadi, seperti pelanggaran data atau infeksi malware.

Singkatnya:

  • Threat Hunting: “Mencari ancaman sebelum mereka menyerang.”
  • Incident Response: “Menangani insiden setelah ancaman berhasil masuk.”

Manfaat Threat Hunting bagi Perusahaan

Implementasi threat hunting memberikan berbagai manfaat strategis bagi perusahaan, antara lain:

  • Deteksi Dini Ancaman: Mengidentifikasi aktivitas mencurigakan sebelum berkembang menjadi serangan yang merugikan.
  • Meningkatkan Respons Keamanan: Mempercepat waktu respons terhadap potensi ancaman dengan informasi yang lebih akurat.
  • Mengurangi Risiko Kerugian: Mencegah kerugian finansial dan reputasi akibat serangan siber yang tidak terdeteksi.
  • Memperkuat Postur Keamanan: Meningkatkan ketahanan sistem terhadap berbagai jenis serangan dengan pemahaman yang lebih baik tentang pola ancaman.

Baca Juga: Jenis AI Cyber Attack Menurut NIST: Kenali Ancaman Siber Era Kecerdasan Buatan

Tahapan Threat Hunting Lifecycle

Threat Hunting adalah pendekatan proaktif yang tidak hanya bergantung pada sistem deteksi otomatis, tetapi juga melibatkan keterlibatan aktif dari analis keamanan dalam mengidentifikasi potensi ancaman yang tersembunyi di dalam jaringan. Untuk menjalankan proses ini secara efektif dan terstruktur, threat hunting mengikuti siklus yang disebut sebagai Threat Hunting Lifecycle.

Berikut ini adalah tahapan-tahapan utama dalam Threat Hunting Lifecycle:

1. Hypothesis-Driven Hunting (Perumusan Hipotesis)

Tahap pertama dimulai dengan membuat hipotesis berdasarkan intelijen ancaman (threat intelligence), laporan serangan terbaru, atau indikator dari sistem monitoring. Hipotesis ini bisa berupa asumsi seperti: “Penyerang mungkin sudah berhasil mendapatkan kredensial admin dan sedang mencoba melakukan lateral movement dalam jaringan.”

Langkah ini penting karena menjadi fondasi dari proses hunting yang lebih fokus dan terarah.

2. Data Collection & Enrichment

Setelah hipotesis ditentukan, analis mulai mengumpulkan data yang relevan, seperti log aktivitas endpoint, lalu lintas jaringan, autentikasi pengguna, dan jejak sistem lainnya. Data ini akan diperkaya dengan konteks tambahan, seperti geolokasi IP atau data reputasi domain, untuk membantu analisis lebih dalam.

3. Detection & Analysis

Pada tahap ini, threat hunter melakukan analisis mendalam terhadap data untuk menguji kebenaran hipotesis. Analis mencari pola abnormal, anomali, atau indikasi aktivitas mencurigakan yang tidak terdeteksi oleh sistem keamanan tradisional. Teknik analisis bisa meliputi query log, korelasi antar-event, atau bahkan penggunaan machine learning untuk mengidentifikasi outlier.

4. Response & Mitigation

Jika ancaman ditemukan, langkah selanjutnya adalah mengaktifkan tim incident response untuk mengisolasi, mencegah, atau memitigasi serangan. Threat hunting berbeda dari respons insiden, tetapi hasil dari hunting sering kali menjadi pemicu awal tindakan respons.

5. Learning & Sharing

Tahap terakhir adalah dokumentasi dan evaluasi. Tim keamanan mendokumentasikan hasil hunting, termasuk hipotesis awal, indikator yang ditemukan, serta tindakan yang diambil. Informasi ini kemudian dibagikan ke tim lain atau digunakan untuk menyempurnakan sistem deteksi otomatis (SIEM, EDR) agar lebih siap menghadapi ancaman serupa di masa depan.

Baca Juga: Supply Chain Attack: Apa Itu, Cara Kerja, dan Contoh Kasusnya

Apakah Threat Hunting Sama Dengan Penetration Testing?

Tidak, threat hunting dan penetration testing (pentest) adalah dua aktivitas keamanan siber yang berbeda, baik dari segi tujuan, pendekatan, maupun waktu pelaksanaannya. Berikut penjelasan perbedaannya:

AspekThreat HuntingPenetration Testing
Tujuan UtamaSecara aktif mencari ancaman siber yang mungkin sudah berada di dalam sistem namun belum terdeteksi.Mensimulasikan serangan dunia nyata dari luar untuk mengidentifikasi celah keamanan sebelum dieksploitasi.
PendekatanBerbasis intelijen dan hipotesis.Simulasi ofensif (peretasan etis).
Waktu PelaksanaanDilakukan saat sistem berjalan normal (proaktif).Dilakukan secara berkala—misalnya setiap kuartal atau tahunan—biasanya setelah ada perubahan sistem atau aplikasi.

Pertahanan Komprehensif: Menggabungkan Threat Hunting dengan Pentest

Sebagai bagian dari strategi keamanan siber proaktif, Threat Hunting adalah langkah penting untuk mendeteksi ancaman yang tersembunyi dan lolos dari sistem pertahanan tradisional. Namun, untuk memperkuat keamanan secara menyeluruh, threat hunting sebaiknya dijalankan beriringan dengan penetration testing (pentest). Jika threat hunting fokus mencari jejak ancaman yang sudah masuk, maka pentest berperan mengidentifikasi celah yang bisa dimanfaatkan oleh penyerang dari luar sebelum mereka berhasil menembus sistem.

Dengan menggabungkan kedua pendekatan ini, perusahaan dapat membangun pertahanan yang lebih tangguh, responsif, dan adaptif terhadap berbagai skenario serangan siber. Untuk memastikan sistem Anda benar-benar terlindungi, percayakan kebutuhan pengujian keamanan kepada LOGIQUE Digital Indonesia.

Hubungi LOGIQUE sekarang untuk mendapatkan jasa penetration testing profesional dari tim bersertifikasi internasional, dan jadikan sistem Anda lebih aman dari ancaman siber yang terus berkembang!

Feradhita NKD
Feradhita NKD

https://www.logique.co.id/blog/author/feradhita/

Hai! Saya adalah content writer berpengalaman dengan minat mendalam di dunia teknologi. Saya senang menjelajahi tren terbaru di dunia IT, pentest, keamanan siber, dan menerjemahkan informasi teknis menjadi tulisan yang menarik. Dengan fokus pada kebutuhan audiens dan penggunaan bahasa sederhana, saya berusaha menyajikan informasi kompleks dengan cara yang mudah dipahami.