Perbedaan QA Konsultan dan QA Teknikal sering kali menjadi hal yang belum banyak dipahami di dunia pengembangan perangkat lunak. Padahal, keduanya memegang peran penting dalam memastikan kualitas produk digital tetap terjaga. Meskipun sama-sama bertanggung jawab terhadap proses Quality Assurance (QA), peran, pendekatan, dan fokus kerja QA Konsultan dan QA Teknikal sangat berbeda. Memahami perbedaan ini penting bagi perusahaan IT, baik software house maupun konsultan IT, agar dapat menentukan strategi QA yang paling efektif sesuai kebutuhan project dan bisnis.
Table of Contents
Perbedaan QA Konsultan dan QA Teknikal
1. Peran dan Fokus Kerja
QA Konsultan biasanya bekerja di perusahaan konsultan IT yang menangani proyek dari berbagai klien. Fokus mereka ada pada proses: bagaimana memastikan kualitas sistem secara keseluruhan, dari awal hingga akhir. Mereka banyak berkutat di ranah dokumentasi, analisis kebutuhan, dan review proses pengembangan dari sisi klien. QA Konsultan sering jadi jembatan antara tim teknis dan pemilik bisnis.
Sementara itu, QA Teknikal biasanya ada di dalam software house yang mengembangkan produk sendiri. Fokus mereka lebih teknis—langsung menyentuh kode. Mereka menulis test automation, melakukan regression test, dan ikut dalam pipeline CI/CD. QA Teknikal lebih dekat ke ranah engineer dibanding QA Konsultan.
Baca Juga: Meningkatkan Keamanan Aplikasi Flutter: Panduan Praktis untuk Developer
2. Skill Set yang Dibutuhkan
QA Konsultan butuh kemampuan analitis yang kuat, pemahaman tentang bisnis klien, serta komunikasi yang solid. Mereka harus bisa berpikir sistematis dan kritis, karena mereka sering membuat test plan berdasarkan kebutuhan klien yang kadang tidak terlalu teknis.
Sebaliknya, QA Teknikal butuh kemampuan teknis seperti coding (biasanya dalam bahasa seperti Java, Python, atau JavaScript), serta pemahaman tools otomatisasi seperti Selenium, Cypress, atau Postman untuk API testing. Mereka juga harus familiar dengan version control dan tools DevOps.
3. Lingkup Proyek
QA Konsultan bekerja berdasarkan proyek. Mereka berpindah dari satu proyek ke proyek lain, mengikuti jadwal dan kebutuhan klien. Itu artinya mereka harus cepat beradaptasi dengan lingkungan dan sistem baru.
QA Teknikal lebih stabil, biasanya fokus ke satu produk atau satu ekosistem dalam jangka panjang. Mereka punya waktu lebih untuk mendalami arsitektur sistem dan memperbaiki proses QA dari dalam.
4. Tujuan Akhir
Perbedaan QA konsultan dan QA teknikal juga bisa dilihat dari tujuannya. Meskipun sama-sama memastikan kualitas produk atau sistem, namun keduanya memiliki pendekatan yang berbeda.
- QA Konsultan bertujuan compliance—apakah sistem dan proses sesuai dengan standar, baik dari sisi bisnis maupun regulasi.
- QA Teknikal bertujuan stabilitas teknis—apakah aplikasi berjalan tanpa bug, performa terjaga, dan scalable.
Baca Juga: Beyond the Checklist: Ketatnya Proses Quality Assurance (QA) di Perusahaan Konsultan IT
Kesimpulan
Memilih menjadi QA Konsultan atau QA Teknikal tergantung pada minat dan gaya kerja. Suka hal-hal strategis dan berurusan dengan klien? QA Konsultan bisa jadi jalan yang tepat. Tapi kalau Anda lebih suka ngulik teknologi dan langsung menguji aplikasi secara teknis, QA Teknikal adalah pilihan yang tepat.
Keduanya adalah bagian penting dari dunia IT modern. Tanpa QA, software hanyalah kode yang belum diuji. Tapi dengan QA yang tepat—baik dari sisi proses maupun teknis—software bisa menjadi solusi yang benar-benar bisa diandalkan.