NIST Cybersecurity Framework: Mengenal Pilar Keamanan Siber Modern

Sumber: www.freepik.com

NIST Cybersecurity Framework adalah panduan keamanan siber yang disusun oleh National Institute of Standards and Technology (NIST), lembaga standar teknologi asal Amerika Serikat. Framework ini memberikan pendekatan sistematis dalam mengelola risiko siber, dan telah menjadi acuan penting bagi berbagai organisasi di seluruh dunia, termasuk di Indonesia.

Seperti yang kita ketahui, dalam beberapa tahun terakhir, ancaman siber terus mengalami peningkatan yang signifikan di berbagai sektor, mulai dari keuangan, kesehatan, pemerintahan, hingga perusahaan teknologi. Serangan malware, ransomware, hingga pencurian data kini tidak lagi hanya menyerang perusahaan besar, tetapi juga bisnis skala kecil hingga menengah. Kondisi ini mendorong organisasi di seluruh dunia untuk meningkatkan ketahanan sistem informasi mereka melalui standar dan kerangka kerja keamanan siber yang andal. Salah satu framework yang banyak diadopsi secara global adalah NIST Cybersecurity Framework.

Artikel ini akan mengulas lebih dalam tentang apa itu NIST Cybersecurity Framework, pilar-pilar utamanya, manfaat penerapannya, serta tantangan yang mungkin dihadapi saat implementasi di organisasi. Simak penjelasan kami selengkapnya.

Apa Itu NIST Cybersecurity Framework?

NIST Cybersecurity Framework adalah kerangka kerja keamanan siber yang bertujuan membantu organisasi dalam mengidentifikasi, melindungi, mendeteksi, merespons, dan memulihkan aset informasi dari ancaman siber. Framework ini disusun oleh NIST, lembaga standar teknologi AS, yang dikenal luas atas berbagai publikasi standar keamanan dan teknologi informasi.

Framework ini dirancang agar fleksibel dan dapat disesuaikan dengan berbagai jenis organisasi, baik perusahaan kecil, menengah, maupun korporasi besar. Tujuan utamanya adalah membantu organisasi dalam mengelola risiko siber secara efektif dan sistematis, sehingga risiko kerugian akibat insiden keamanan bisa diminimalisasi.

Berbeda dari framework keamanan siber lainnya seperti ISO 27001 yang lebih bersifat formal dengan proses sertifikasi, atau CIS Controls yang berisi kontrol keamanan teknis spesifik, NIST Cybersecurity Framework lebih bersifat modular dan adaptif. Organisasi dapat memilih dan menerapkan kontrol sesuai prioritas dan kondisi mereka.

Baca Juga: Cyber Security Framework: Mengenal Standar Keamanan Siber

Sejarah Singkat NIST Cybersecurity Framework

Framework ini pertama kali dikembangkan pada tahun 2013-2014 sebagai respons terhadap perintah eksekutif Presiden AS yang menginstruksikan NIST untuk membuat panduan pengelolaan risiko siber, khususnya untuk infrastruktur kritis seperti layanan listrik, transportasi, dan sistem keuangan.

Namun seiring berjalannya waktu, kerangka kerja ini tidak hanya diterapkan di sektor infrastruktur kritis, tetapi juga diadopsi secara luas oleh berbagai organisasi di seluruh dunia. Pada 2024, NIST telah merilis update terbaru yaitu NIST Cybersecurity Framework versi 2.0, yang menghadirkan sejumlah penyesuaian dan penyempurnaan untuk mengikuti dinamika ancaman siber modern.

Sumber: www.nist.gov

5 Pilar (Core Functions) dalam NIST Cybersecurity Framework

Salah satu kekuatan NIST Cybersecurity Framework adalah penyusunan framework-nya yang sangat sistematis. Framework ini terdiri dari 5 fungsi inti (core functions) yang menjadi dasar strategi keamanan siber organisasi:

1. Identify

Fungsi pertama ini bertujuan untuk mengidentifikasi aset, data, sistem, serta risiko siber yang mungkin dihadapi.
Contoh aktivitas:

  • Menyusun asset inventory.
  • Melakukan risk assessment.
  • Memetakan dependency antar sistem.

2. Protect

Fungsi kedua berfokus pada melindungi aset digital dan informasi penting melalui implementasi kebijakan, prosedur, teknologi, dan edukasi keamanan.
Contoh aktivitas:

  • Menerapkan access control.
  • Melakukan data encryption.
  • Memberikan security awareness training kepada karyawan.

3. Detect

Pilar ini memastikan bahwa organisasi mampu mendeteksi insiden keamanan secara cepat sebelum berkembang menjadi insiden besar.
Contoh aktivitas:

  • Mengaktifkan monitoring log.
  • Menggunakan Intrusion Detection System (IDS).
  • Menerapkan anomaly detection tools.

4. Respond

Ketika insiden siber terjadi, organisasi harus mampu merespons secara cepat dan efektif untuk meminimalisasi dampak.
Contoh aktivitas:

  • Menyusun incident response plan.
  • Melakukan komunikasi insiden.
  • Dokumentasi dan evaluasi insiden.

5. Recover

Fungsi terakhir bertujuan untuk memulihkan layanan, data, dan sistem setelah insiden, serta melakukan perbaikan untuk mencegah kejadian serupa.
Contoh aktivitas:

  • Melakukan data backup secara berkala.
  • Menyusun business continuity plan (BCP).
  • Proses post-incident review.

Baca Juga: Memahami OWASP Top 10, Standar Keamanan Website Dunia

Contoh Penerapan NIST Cybersecurity Framework

Sebagai ilustrasi, sebuah perusahaan e-commerce di Indonesia menerapkan framework ini secara bertahap:

  1. Identify: Memetakan server, database pelanggan, dan sistem pembayaran yang menjadi aset prioritas.
  2. Protect: Menerapkan password policy ketat, SSL/TLS, serta enkripsi data pelanggan.
  3. Detect: Mengaktifkan log monitoring dan IDS untuk mendeteksi aktivitas mencurigakan.
  4. Respond: Menyusun skenario penanganan jika terjadi serangan DDoS atau data breach.
  5. Recover: Menyediakan sistem backup otomatis dan business continuity plan agar layanan tetap berjalan.

Manfaat Implementasi NIST Cybersecurity Framework

1. Meningkatkan Kesiapan Menghadapi Ancaman Siber yang Terus Berkembang

Di tengah pesatnya transformasi digital, ancaman siber terus berevolusi, baik dari sisi jenis serangan maupun teknik yang digunakan. Dengan menerapkan framework ini, organisasi dapat memiliki peta risiko siber yang jelas, memahami titik-titik kritis sistem, dan menyiapkan mekanisme pencegahan serta respons insiden yang lebih efektif.

NIST CSF memungkinkan perusahaan mengantisipasi ancaman lebih awal melalui fungsi Identify dan Detect, sehingga dampak insiden bisa diminimalisir bahkan dicegah sejak dini.

2. Membantu Memenuhi Regulasi dan Compliance di Berbagai Sektor

Berbagai industri seperti keuangan, kesehatan, dan pemerintahan memiliki regulasi ketat terkait perlindungan data dan keamanan informasi. Contohnya, sektor kesehatan terikat oleh HIPAA, sementara sektor keuangan harus mematuhi standar PCI DSS.

NIST Cybersecurity Framework adalah kerangka kerja yang dapat diselaraskan dengan standar lain seperti ISO 27001, PCI DSS, dan CIS Controls, sehingga memudahkan organisasi memenuhi berbagai persyaratan regulasi tanpa harus membuat sistem keamanan terpisah. Dengan begitu, perusahaan dapat mengurangi risiko sanksi akibat ketidakpatuhan sekaligus menunjukkan komitmen terhadap keamanan data kepada regulator.

3. Membangun Budaya Keamanan Siber di Lingkungan Kerja

Keamanan siber bukan hanya tanggung jawab tim IT, melainkan seluruh komponen organisasi. Dengan menerapkan framework ini, organisasi secara otomatis akan mendorong budaya security awareness di lingkungan kerja, mulai dari top management hingga staf operasional.

Melalui pelatihan berkala, kebijakan akses, hingga simulasi insiden siber, framework ini membantu menciptakan kesadaran kolektif tentang pentingnya menjaga keamanan informasi, yang pada akhirnya memperkuat pertahanan organisasi terhadap ancaman internal maupun eksternal.

4. Fleksibel dan Scalable, Dapat Diterapkan di Berbagai Skala Bisnis

Salah satu keunggulan NIST CSF adalah sifatnya yang modular dan fleksibel. Framework ini dapat diterapkan baik oleh perusahaan kecil, menengah, hingga enterprise skala global, tanpa harus mengadopsi seluruh komponennya sekaligus.

Organisasi bisa memulai dari area paling kritis atau risiko tinggi terlebih dahulu, lalu memperluas penerapan framework sesuai kebutuhan dan kapasitas. Hal ini menjadikan framework ini realistis dan efisien secara biaya, tanpa mengurangi efektivitasnya.

5. Meningkatkan Kepercayaan Stakeholder dan Klien terhadap Keamanan Data

Di era digital saat ini, kepercayaan pelanggan, mitra bisnis, dan stakeholder menjadi aset penting bagi keberlanjutan bisnis. Organisasi yang mampu menunjukkan komitmennya terhadap keamanan informasi akan lebih dipercaya dalam mengelola data sensitif.

Dengan mengadopsi NIST CSF, perusahaan dapat menyediakan bukti nyata bahwa mereka menerapkan standar keamanan siber internasional, yang akan meningkatkan kredibilitas di mata klien, investor, dan partner bisnis. Selain itu, kepercayaan ini juga bisa menjadi nilai jual tambahan saat mengikuti tender proyek, menjalin kerja sama, atau memasuki pasar internasional yang memiliki persyaratan keamanan ketat.

6. Mendorong Continuous Improvement dalam Keamanan Siber

Framework ini dirancang untuk mendorong organisasi melakukan evaluasi dan perbaikan berkelanjutan. Melalui siklus Identify, Protect, Detect, Respond, dan Recover, perusahaan dapat terus memperbarui strategi keamanan mereka sesuai dengan perkembangan teknologi dan ancaman terkini.

Dengan demikian, NIST CSF tidak hanya memberikan manfaat jangka pendek saja. penerapan cyber security framework ini juga menjadi investasi jangka panjang dalam membangun ketahanan siber yang adaptif dan tangguh.

Baca Juga: Definisi Keamanan Informasi dan 3 Aspek di Dalamnya (CIA Triad)

Tantangan dan Tips Implementasi Framework di Organisasi

Meski manfaatnya besar, implementasi NIST Cybersecurity Framework bukan tanpa tantangan. Beberapa kendala yang sering dihadapi:

  • Keterbatasan SDM dan expertise di bidang cybersecurity.
  • Kurangnya awareness di level manajemen dan karyawan.
  • Biaya implementasi dan investasi teknologi yang tidak sedikit.

Tips agar implementasi sukses:

  • Mulai dari security assessment awal untuk memetakan risiko.
  • Prioritaskan area dengan risiko tinggi.
    Libatkan seluruh level organisasi, dari top management hingga end-user.
  • Lakukan pelatihan keamanan siber secara berkala.

NIST Cybersecurity Framework adalah panduan strategis yang sangat relevan untuk membangun ketahanan siber modern. Framework ini membantu organisasi memahami, mengelola, dan memitigasi risiko siber secara sistematis.

Dengan pendekatan lima pilar utamanya, framework ini fleksibel dan bisa diterapkan di berbagai jenis organisasi, baik skala kecil, menengah, hingga enterprise. Secara garis besar, implementasi framework ini dapat membantu organisasi lebih siap menghadapi ancaman siber yang kian canggih dan merugikan.

Jika perusahaan Anda ingin menerapkan framework keamanan siber yang sesuai standar internasional, LOGIQUE menyediakan Jasa Pentesting berbasis NIST Cybersecurity Framework. Selain itu, kami adalah penyedia layanan keamanan siber tepercaya di Indonesia yang didukung oleh tim pentester bersertifikasi internasional seperti Certified Ethical Hacker Master by EC-Council, Offensive Security Certified Professional +, Licensed Penetration Tester Master by EC-Council, dan lainnya. Jadi, Anda tidak perlu khawatir lagi tentang kualitas pengujian, validitas temuan, dan kemampuan untuk meningkatkan postur keamanan siber perusahaan Anda.

Hubungi LOGIQUE untuk konsultasi gratis dan jadwalkan assessment keamanan siber Anda!Lindungi data bisnis Anda sekarang.

Feradhita NKD
Feradhita NKD

https://www.logique.co.id/blog/author/feradhita/

Hai! Saya adalah content writer berpengalaman dengan minat mendalam di dunia teknologi. Saya senang menjelajahi tren terbaru di dunia IT, pentest, keamanan siber, dan menerjemahkan informasi teknis menjadi tulisan yang menarik. Dengan fokus pada kebutuhan audiens dan penggunaan bahasa sederhana, saya berusaha menyajikan informasi kompleks dengan cara yang mudah dipahami.