Panduan untuk User: Cara Cek Website Aman atau Tidak

Sumber: www.freepik.com

Jika Anda sering mengakses berbagai situs web baik untuk berbelanja, melakukan transaksi perbankan, atau mencari informasi, Anda perlu mengetahui cara cek website aman atau tidak. Website yang tidak aman dapat mencuri data pribadi, menyebarkan malware, atau bahkan menipu Anda. Oleh karena itu, penting bagi Anda untuk mengetahui cara mengidentifikasi website yang aman dan tepercaya. 

Artikel ini akan memberikan panduan tentang cara-cara efektif untuk memeriksa keamanan website, sehingga Anda dapat menjelajahi internet dengan lebih aman dan nyaman. Yuk simak penjelasan kami berikut ini.

Cara Cek Website Aman atau Tidak

1. Periksa URL dan Sertifikat Keamanan (HTTPS)

Cara pertama untuk cek website apakah aman atau tidak adalah dengan memeriksa URL dan sertifikat keamanannya. Website yang aman harus menggunakan HTTPS (Hypertext Transfer Protocol Secure), bukan HTTP. HTTPS menunjukkan bahwa situs tersebut telah mengenkripsi data yang dikirim dan diterima, sehingga lebih sulit bagi peretas untuk mencuri informasi pribadi seperti kata sandi atau data kartu kredit.

Untuk memastikan keamanan situs, periksa apakah ada ikon gembok di bilah alamat browser Anda. Ikon ini menandakan bahwa website memiliki sertifikat SSL (Secure Sockets Layer) yang valid. Namun, jangan hanya bergantung pada ikon gembok saja. Klik ikon tersebut untuk melihat detail sertifikat SSL, termasuk siapa yang menerbitkannya dan apakah sertifikat tersebut masih berlaku. Jika sertifikatnya tidak valid atau telah kedaluwarsa, ada kemungkinan situs tersebut tidak aman untuk diakses.

Baca Juga: Insecure Direct Object Reference (IDOR): Deteksi dan Pencegahan Kerentanan

2. Tinjau Keaslian dan Kredibilitas Website

Pastikan tidak ada kesalahan ejaan atau penggunaan karakter mencurigakan dalam domain. Website palsu sering kali menggunakan trik seperti mengganti huruf dengan angka (contohnya g00gle.com alih-alih google.com), menggunakan huruf yang mirip secara visual seperti “rn” menggantikan “m” (contoh: arnazon.com alih-alih amazon.com), atau menambahkan karakter tambahan yang tidak terdapat di website asli (seperti facebook-secure.com alih-alih facebook.com). Jika domain terlihat aneh atau berbeda dari yang biasa Anda kunjungi, sebaiknya hindari memasukkan data sensitif di situs tersebut.

Selanjutnya, bandingkan website yang Anda kunjungi dengan sumber resmi. Jika Anda ragu, periksa informasi kontak, tampilan situs, atau kebijakan privasi yang tertera. Website resmi biasanya memiliki struktur profesional, tanpa banyak kesalahan tata bahasa atau desain yang mencurigakan. Jika situs yang Anda akses terasa tidak biasa atau berbeda dari versi sebelumnya, ada kemungkinan itu adalah tiruan yang berbahaya.

Terakhir, waspadai website yang meminta informasi sensitif tanpa alasan yang jelas. Situs resmi biasanya hanya meminta data pribadi saat diperlukan, seperti saat login atau melakukan transaksi. Jika sebuah website meminta informasi penting tanpa konteks yang jelas—misalnya, meminta nomor kartu kredit hanya untuk mengakses sebuah halaman—sebaiknya segera tinggalkan situs tersebut.

3. Terdapat Tanda-tanda Website Berbahaya

Website yang tidak aman sering kali memiliki ciri-ciri mencurigakan seperti:

  • Muncul Banyak Pop-up atau Iklan Mencurigakan: Website berbahaya sering kali menampilkan pop-up dalam jumlah berlebihan atau iklan yang terkesan mencurigakan. Jika Anda mengakses sebuah web dan langsung dibombardir dengan pop-up yang meminta untuk mengunduh aplikasi, mengisi survei, atau menawarkan hadiah yang tidak masuk akal, ada kemungkinan besar situs tersebut tidak aman. Pop-up seperti ini dapat mengarahkan Anda ke situs phishing atau bahkan mengunduh malware ke perangkat Anda.
  • Browser Menampilkan Peringatan Keamanan: Jika browser menampilkan peringatan saat Anda mencoba mengakses sebuah website, jangan abaikan peringatan tersebut. Pesan seperti “Your connection is not private” atau “Deceptive site ahead” menunjukkan bahwa situs tersebut berpotensi berbahaya. Biasanyakarena tidak memiliki sertifikat keamanan yang valid atau terindikasi sebagai situs phishing.
  • Website Meminta Informasi Pribadi atau Keuangan Secara Tidak Wajar: Salah satu indikator utama website berbahaya adalah permintaan informasi pribadi tanpa alasan yang jelas. Misalnya, jika sebuah situs meminta nomor kartu kredit, detail login, atau data pribadi lainnya tanpa proses transaksi yang sah, segera tinggalkan situs tersebut. Website yang terpercaya hanya meminta informasi tersebut dalam konteks yang tepat. Misalnya seperti saat pembelian atau registrasi akun dengan autentikasi yang jelas.

Baca Juga: Memahami OWASP Top 10, Standar Keamanan Website Dunia

Kesimpulan

Dalam dunia digital yang penuh risiko, memahami cara cek website apakah aman atau tidak merupakan langkah penting untuk melindungi data pribadi dan perangkat dari ancaman siber. Dengan beberapa tips di atas, Anda dapat menghindari potensi risiko seperti pencurian data, malware, atau serangan phishing.

Selalu berhati-hati saat menjelajahi internet dan hindari memasukkan informasi sensitif ke dalam website yang tidak terpercaya. Keamanan digital bukan hanya tanggung jawab pengelola website, tetapi juga pengguna yang cerdas dalam mengenali ancaman.

Jika Anda memiliki bisnis dan ingin memastikan website Anda aman dari serangan siber, LOGIQUE menyediakan layanan cyber security Indonesia, termasuk jasa penetration testing, untuk mengidentifikasi dan memperbaiki celah keamanan dalam sistem Anda. Hubungi LOGIQUE sekarang untuk solusi keamanan website yang lebih baik!

Feradhita NKD
Feradhita NKD

https://www.logique.co.id/blog/author/feradhita/

Hai! Saya adalah content writer berpengalaman dengan minat mendalam di dunia teknologi. Saya senang menjelajahi tren terbaru di dunia IT, pentest, keamanan siber, dan menerjemahkan informasi teknis menjadi tulisan yang menarik. Dengan fokus pada kebutuhan audiens dan penggunaan bahasa sederhana, saya berusaha menyajikan informasi kompleks dengan cara yang mudah dipahami.