Mengenal Brute Force Attack dan Cara Menghindarinya

Sumber: www.freepik.com

Brute force attack adalah jenis serangan siber yang memanfaatkan teknik penebakan kredensial secara berulang hingga menemukan kombinasi yang benar. Ini merupakan salah satu teknik cracking password yang populer untuk meretas kata sandi sehingga peretas bisa masuk ke dalam sistem.

Selain brute force, cracking password juga dapat dilakukan dengan teknik lain seperti dengan dictionary attack, hybrid, dan lain-lain. Meskipun pada umumnya cracking password membutuhkan waktu yang cukup lama, namun serangan ini memiliki tingkat keberhasilan yang cukup tinggi.

Pada artikel kali ini, kami akan menjelaskan apa itu brute force attack serta bagaimana cara menghindarinya. Dengan demikian, Anda bisa memahami cara kerja serangan tersebut dan mengimplementasikan langkah-langkah keamanan yang perlu dilakukan untuk melindungi sistem dari akses tidak sah.

Apa Itu Brute Force Attack?

Brute force attack adalah serangan yang dilakukan untuk membobol password dengan cara mencoba setiap password sampai akhirnya menemukan password yang tepat. Peretas akan menggunakan algoritma yang menggabungkan huruf, angka dan simbol untuk menghasilkan password untuk serangan tersebut. Seperti mencoba menggunakan kata “password” yang ditulis dan dikombinasikan dengan simbol sehingga menjadi “p@$$word”.

Pada umumnya para peretas memiliki wordlist dalam jumlah yang banyak untuk menebak kemungkinan password. Serangan ini dapat memakan waktu beberapa menit, beberapa bulan, atau bahkan beberapa tahun tergantung dari seberapa kuat password yang digunakan oleh target sasaran. Oleh karena itu, biasanya hacker melakukan serangan ini dengan bantuan sebuah alat pintar untuk mengatur wordlist dan secara otomatis menebak kata sandi pengguna. 

Selain itu perlu dipahami bahwa serangan ini dapat dilakukan dalam berbagai bentuk. Berikut adalah jenis-jenis  brute force attack:

  • Simple Brute Force Attack: Peretas mencoba setiap kombinasi kata sandi secara berurutan hingga menemukan yang cocok.
  • Dictionary Attack: Menggunakan daftar kata sandi yang umum digunakan, seperti “123456”, “password”, atau “admin”.
  • Credential Stuffing: Menggunakan kredensial curian dari kebocoran data sebelumnya untuk mencoba login di berbagai akun dan layanan.
  • Reverse Brute Force Attack: Peretas menggunakan kata sandi umum dan mencoba mencocokkannya dengan banyak username hingga menemukan yang cocok.
  • Hybrid Brute Force Attack: Menggabungkan dictionary attack dengan modifikasi karakter, seperti mengganti huruf “o” dengan angka “0” atau menambahkan simbol.

Baca Juga: Kenali Ciri-ciri Penipuan Email Geek Squad, Jangan Tertipu!

Bagaimana Cara Kerja Brute Force Attack?

Brute Force Attack adalah serangan yang bekerja dengan mencoba berbagai kombinasi username dan password secara otomatis hingga menemukan kombinasi yang benar. Berikut adalah tahapan umum serangan ini:

1. Identifikasi Target

  • Peretas menentukan akun atau sistem yang ingin diserang.
  • Menggunakan informasi yang tersedia di internet atau hasil kebocoran data sebelumnya untuk mempersempit kemungkinan password.

2. Menjalankan Skrip Serangan

  • Peretas menggunakan software brute force untuk mencoba berbagai kombinasi kata sandi dalam jumlah besar secara otomatis.
  • Jika sistem tidak memiliki batasan percobaan login, peretas dapat terus mencoba hingga menemukan kombinasi yang benar.

3. Eksploitasi dan Akses Sistem

  • Setelah menemukan kata sandi yang benar, peretas bisa mendapatkan akses ke sistem atau akun target.
  • Data sensitif dapat dicuri, sistem bisa dikendalikan, atau serangan lanjutan dapat dilakukan.

Baca Juga: Apa Itu Ransomware as a Service: Ancaman Bisnis Era Digital

Cara Menghindari Brute Force Attack

1. Mengunci Akun

Untuk memblokir serangan brute force, Anda dapat mengunci akun setelah sejumlah percobaan password yang dilakukan oleh peretas. Penguncian akun dapat berlangsung selama durasi tertentu, atau sampai dibuka secara manual oleh administrator. Namun untuk beberapa kasus, penguncian akun tidak bisa dilakukan karena dapat merugikan pihak yang lain. Sebagai contoh adalah situs web lelang. Jika situs web lelang memberlakukan penguncian akun setelah terjadi percobaan password, maka seorang pengguna dapat dengan mudah mengunci akun pada menit terakhir lelang sehingga pengguna lain tidak bisa mengajukan penawaran.

2. Device Cookies

Untuk menambah tingkat keamanan website, Device cookie bisa Anda jadikan sebagai authenticator tambahan. Device cookie akan melakukan autentikasi pada valid user atau invalid user.

3. Menggunakan Captha

Captha akan menghadirkan beberapa tes yang mudah dilewati manusia tetapi sulit dilewati komputer. Tes ini dapat mengamankan sistem dari serangan brute force yang dilakukan dengan bantuan alat atau komputer. Captha yang paling umum digunakan adalah dengan menyajikan kepada pengguna sebuah kata acak atau kata yang dikaburkan, dan pengguna harus memasukkan kata tersebut di kolom yang sudah disediakan.

4. Terapkan Multi-Factor Authentication (MFA)

Multi-Factor Authentication (MFA) adalah langkah keamanan tambahan yang mengharuskan pengguna memasukkan kode verifikasi selain kata sandi saat login. Dengan adanya MFA, meskipun kata sandi berhasil dicuri atau bocor, peretas tetap tidak dapat mengakses akun tanpa kode autentikasi tambahan yang biasanya dikirimkan melalui SMS, email, atau aplikasi autentikasi. Hal ini secara signifikan mengurangi risiko akses tidak sah dan memperkuat perlindungan terhadap serangan brute force serta upaya peretasan lainnya.

5. Lakukan Vulnerability Assessment dan Penetration Testing (Pentest)

Vulnerability Assessment (VA) berperan penting dalam mengidentifikasi celah keamanan dalam sistem sebelum peretas dapat mengeksploitasinya. Dengan melakukan VA secara rutin, perusahaan dapat memahami titik lemah pada infrastruktur mereka dan mengambil langkah mitigasi yang tepat.

Sementara itu, Penetration Testing (Pentest) mensimulasikan serangan nyata, termasuk brute force attack, untuk menguji seberapa kuat sistem keamanan yang telah diterapkan. Melalui pengujian ini, perusahaan Anda dapat mengetahui sejauh mana ketahanan sistem terhadap berbagai ancaman siber

Brute Force Attack adalah ancaman siber yang dapat menyebabkan pencurian data, kehilangan finansial, dan kerusakan reputasi bagi individu maupun perusahaan. Dengan memahami cara kerja serangan ini dan menerapkan langkah pencegahan yang tepat, risiko dapat diminimalkan.

Seperti yang telah kami jelaskan di atas, salah satu strategi terbaik untuk melindungi sistem adalah dengan melakukan Vulnerability Assessment (VA) dan Penetration Testing (Pentest) secara berkala. Dengan cara ini Anda bisa mengidentifikasi celah keamanan sebelum diserang oleh peretas.

Silakan hubungi LOGIQUE jika Anda mencari jasa pentest dan VA profesional di Indonesia. Didukung tim keamanan siber bersertifikat yang diakui secara internasional, kami siap membantu menjaga keamanan sistem digital bisnis Anda. Hubungi LOGIQUE segera!

Feradhita NKD
Feradhita NKD

https://www.logique.co.id/blog/author/feradhita/

Hai! Saya adalah content writer berpengalaman dengan minat mendalam di dunia teknologi. Saya senang menjelajahi tren terbaru di dunia IT, pentest, keamanan siber, dan menerjemahkan informasi teknis menjadi tulisan yang menarik. Dengan fokus pada kebutuhan audiens dan penggunaan bahasa sederhana, saya berusaha menyajikan informasi kompleks dengan cara yang mudah dipahami.

Related Posts