Ransomware as a Service (RaaS) adalah ancaman siber yang semakin berkembang pesat di era digital. Dengan pendekatan RaaS ini, siapa pun, termasuk pihak tanpa keahlian teknis, dapat melancarkan serangan siber yang merugikan bisnis.
Serangan ransomware adalah salah satu bentuk ancaman yang paling merugikan. Penjahat siber mengenkripsi data penting milik perusahaan dan kemudian meminta tebusan agar data tersebut dapat diakses kembali. Situasi ini menjadi semakin kompleks dengan kemunculan Ransomware as a Service (RaaS), sebuah model layanan ilegal yang memungkinkan siapa pun—bahkan mereka yang tidak memiliki keahlian teknis—untuk melancarkan serangan ransomware.
RaaS menjadi ancaman serius bagi keamanan bisnis karena kemudahan akses yang ditawarkannya, serta dampaknya yang dapat melumpuhkan operasional perusahaan. Oleh karena itu, penting bagi setiap bisnis untuk memahami ancaman ini dan mengambil langkah pencegahan yang proaktif. Keamanan siber yang kuat, termasuk edukasi karyawan, sistem keamanan berlapis, serta konsultasi profesional, merupakan kunci untuk menghadapi ancaman RaaS di era digital.
Table of Contents
Apa Itu Ransomware as a Service (RaaS)?
Ransomware as a Service (RaaS) adalah model bisnis kejahatan siber dimana penjahat siber menawarkan ransomware sebagai produk atau layanan siap pakai. Dengan sistem ini, pihak yang ingin melakukan serangan tidak perlu memiliki keahlian teknis tinggi karena mereka dapat “menyewa” atau membeli ransomware dari penyedia layanan RaaS.
Penyedia RaaS biasanya akan menawarkan paket-paket layanan yang mencakup fitur-fitur seperti:
- Perangkat lunak ransomware yang siap digunakan.
- Panduan serangan untuk membantu pelaku mengatur kampanye serangan.
- Dukungan teknis untuk menyelesaikan masalah saat melancarkan serangan.
- Layanan pembagian keuntungan, di mana penyedia RaaS mengambil persentase dari uang tebusan yang diterima oleh pelaku.
Selain itu, perlu diketahui bahwa sebagian besar operator Ransomware-as-a-Service (RaaS) menggunakan salah satu dari model pendapatan berikut saat menjual paket malware mereka:
- Langganan bulanan
- Biaya satu kali
- Program afiliasi
- Bagi hasil keuntungan
Bagaimana Cara Kerja Ransomware-as-a-Service (RaaS)?
Setelah pelanggan RaaS membuat akun dan melakukan pembayaran (biasanya menggunakan Bitcoin), mereka dapat memilih jenis malware yang ingin digunakan. Setelah pembayaran selesai, penyerang memulai kampanye penyebaran malware untuk menginfeksi korban.
Metode yang paling umum digunakan adalah melalui phishing atau social engineering. Melalui metode ini, penyerang menipu pengguna agar mereka menjalankan malware, misalnya dengan mendorong target untuk mengklik tautan berbahaya atau membuka lampiran palsu. Setelah malware dieksekusi, komputer korban dienkripsi dan tidak dapat digunakan. Penyerang kemudian menampilkan pesan yang berisi instruksi tentang cara membayar tebusan.
Penyedia RaaS sering menawarkan dukungan pelanggan 24/7 bagi penyerang yang mengalami masalah teknis dalam menjalankan malware mereka. Banyak penyedia juga memiliki forum komunitas tempat pelanggan dapat bertanya, berbagi ide, dan berdiskusi. Beberapa bahkan menyediakan panduan langkah-demi-langkah tentang cara melakukan serangan ransomware menggunakan alat yang mereka sediakan. Dengan kemudahan akses dan dukungan tersebut, model RaaS menjadi ancaman serius yang memerlukan langkah-langkah keamanan proaktif dari perusahaan.
Baca Juga: Apa Itu LockBit 3.0 Ransomware? Penjelasan Lengkap untuk Anda
Siapa yang Menggunakan RaaS?
Beberapa penyedia Ransomware-as-a-Service (RaaS) cukup selektif dalam memilih pelanggan mereka. Mereka mungkin lebih memilih pelanggan yang memiliki keterampilan tinggi dan menargetkan perusahaan besar karena hal tersebut bisa menjadi ajang promosi bagi layanan mereka. Beberapa penyedia juga menetapkan persyaratan khusus, seperti kemampuan berbicara dalam bahasa tertentu atau kemampuan langsung menghasilkan pendapatan melalui serangan ransomware.
Di sisi lain, ada juga penyedia RaaS yang bersedia menjual layanan mereka kepada siapa pun, selama pelanggan mampu membayar atau menghasilkan uang tebusan dari serangan mereka. Namun, pendekatan ini membawa risiko tersendiri bagi penyedia RaaS, karena pelanggan yang kurang berpengalaman mungkin lebih mudah tertangkap.
Dalam beberapa tahun terakhir, banyak penyedia RaaS mulai lebih berhati-hati dalam menentukan industri yang boleh menjadi target pelanggan mereka. Sebagai contoh, mereka mungkin melarang serangan terhadap infrastruktur kritis atau fasilitas medis karena serangan seperti ini dapat berdampak serius pada kesehatan atau bahkan menyebabkan kematian. Kejadian ekstrem seperti ini dapat menarik perhatian besar, termasuk dari pihak berwenang, sehingga menempatkan pasar RaaS dalam risiko pengawasan yang lebih ketat.
Selain itu, beberapa penyedia mungkin memiliki keberatan moral terhadap serangan yang membahayakan keselamatan fisik seseorang. Meskipun demikian, mereka tidak memiliki masalah dengan serangan yang hanya berdampak pada kerugian finansial korban.
Baca Juga: Ransomware Penetration Testing, Solusi untuk Mencegah Serangan

Mengapa Ransomware as a Service Menjadi Ancaman Bisnis Era Digital?
1. Siapa Saja Bisa Menjadi Penyerang dengan RaaS
Ransomware as a Service memungkinkan penjahat siber untuk menyewa atau membeli perangkat lunak berbahaya dari penyedia RaaS. Penyedia ini menawarkan ransomware dalam bentuk paket yang siap pakai, lengkap dengan panduan, dukungan teknis, dan fitur otomatisasi. Penyerang hanya perlu membuat akun, membayar biaya (dalam mata uang kripto seperti Bitcoin), lalu menjalankan kampanye serangan. Fakta bahwa siapa saja bisa menjadi penyerang membuat risiko meningkat, karena jumlah pelaku yang terlibat dalam serangan ransomware terus bertambah.
2. RaaS Menyediakan Dukungan dan Infrastruktur Seperti Bisnis Legal
Penyedia RaaS menjalankan bisnis mereka secara terstruktur seperti perusahaan legal. Banyak penyedia juga memberikan layanan pelanggan 24/7, komunitas diskusi bagi para penyerang, serta dokumentasi langkah demi langkah tentang cara melancarkan serangan. Infrastruktur ini membuat serangan ransomware menjadi lebih efisien dan sulit dihentikan.
3. Biaya Kerugian yang Besar
Perlu diketahui bahwa biaya total akibat serangan ransomware bisa mencapai jutaan dolar. Biaya ini tidak hanya mencakup pembayaran tebusan, tetapi juga:
- Biaya pemulihan sistem
- Kehilangan pendapatan akibat downtime
- Penurunan kepercayaan pelanggan
- Sanksi atau penalti karena pelanggaran regulasi perlindungan data
- Bahkan beberapa bisnis yang tidak mampu menangani dampak serangan ransomware terpaksa harus menghentikan operasinya secara permanen.
4. Evolusi Teknik Serangan
Serangan ransomware terus berkembang dengan memanfaatkan teknologi baru untuk menghindari deteksi perangkat keamanan konvensional. Penyedia RaaS juga mengintegrasikan pembaruan fitur secara rutin untuk meningkatkan efektivitas serangan mereka. Tanpa strategi pertahanan yang kuat, bisnis akan kesulitan mengimbangi laju evolusi ancaman ini.
5. Kekurangan Kesadaran Keamanan Siber
Banyak perusahaan, terutama usaha kecil dan menengah (UKM), tidak memiliki sumber daya atau pengetahuan yang cukup untuk melindungi diri dari serangan ransomware. Kurangnya edukasi dan pelatihan keamanan siber di internal perusahaan membuat karyawan sering menjadi titik lemah yang dimanfaatkan oleh penyerang melalui metode phishing atau manipulasi sosial lainnya.
Cara Menghindari Ransomware as a Service (RaaS)
Ransomware as a Service (RaaS) tidak hanya digunakan oleh pelaku kriminal untuk mendapatkan keuntungan finansial, tetapi juga bisa menjadi alat sabotase dalam persaingan bisnis. Ancaman ini membuat perusahaan harus lebih berhati-hati dalam mengelola keamanan data dan infrastruktur digitalnya. Berikut langkah-langkah untuk menghindari serangan RaaS:
- Tingkatkan cyber security awareness pada karyawan: LOGIQUE dapat menyediakan solusi simulasi phising untuk menguji dan melatih karyawan mengenali ancaman siber.
- Gunakan antivirus dan firewall tepercaya: Pastikan perangkat terlindungi oleh antivirus dan firewall yang selalu diperbarui.
- Perbarui sistem dan aplikasi secara berkala: Update patch keamanan untuk menutup celah yang dapat dimanfaatkan oleh pelaku serangan.
- Backup data secara berkala: Simpan cadangan data di lokasi terpisah agar dapat dipulihkan saat terjadi serangan.
- Batasi hak akses pengguna: Berikan akses hanya kepada pengguna yang memerlukan untuk mengurangi risiko penyalahgunaan.
- Gunakan otentikasi multi-faktor (MFA): Tambahkan lapisan keamanan tambahan dengan menerapkan MFA.
- Monitor aktivitas jaringan secara aktif: Gunakan sistem deteksi ancaman untuk mengidentifikasi aktivitas mencurigakan.
- Lakukan pentest secara berkala: LOGIQUE menawarkan jasa pentest profesional untuk mendeteksi dan memperbaiki celah keamanan.
Dalam menghadapi ancaman siber yang terus berkembang, konsultasi dengan penyedia layanan keamanan siber profesional sangatlah penting. LOGIQUE menyediakan layanan keamanan siber yang mencakup pentest, simulasi phishing, dan vulnerability assessment. Dengan tim ahli bersertifikasi internasional, kami siap membantu bisnis Anda meningkatkan pertahanan keamanan digital. Hubungi kami untuk konsultasi lebih lanjut.