Intrusion Detection System (IDS) adalah sistem keamanan yang dirancang untuk mendeteksi aktivitas mencurigakan atau serangan yang terjadi di dalam jaringan atau sistem komputer. Simak penjelasan selengkapnya mengenai apa itu Intrusion Detection System (IDS) berikut ini.
Dengan semakin banyaknya informasi dan transaksi yang diproses secara online, jaringan perusahaan menjadi target utama serangan siber. Setiap hari, ancaman siber seperti peretasan, malware, dan phishing terus berkembang, dan semakin sulit untuk dikenali. Inilah yang membuat upaya untuk menjaga keamanan jaringan semakin penting.
Seiring meningkatnya frekuensi dan kecanggihan serangan siber, kebutuhan akan sistem deteksi dini menjadi semakin mendesak. Salah satu solusi yang dapat membantu organisasi dalam mendeteksi potensi ancaman sebelum terjadi kerusakan adalah Intrusion Detection System (IDS). IDS merupakan alat keamanan yang berfungsi untuk memantau, menganalisis, dan mendeteksi aktivitas mencurigakan atau tidak wajar dalam jaringan. Dengan IDS, perusahaan dapat mengambil tindakan lebih cepat sebelum serangan menyebabkan dampak yang lebih besar.
Table of Contents
Apa Itu Intrusion Detection System (IDS)?
Intrusion Detection System (IDS) adalah sistem atau tool yang dirancang untuk memantau aktivitas mencurigakan, ancaman, atau serangan yang terjadi di jaringan komputer atau sistem informasi. IDS bekerja dengan memantau lalu lintas jaringan atau log sistem untuk mengidentifikasi anomali yang menunjukkan adanya potensi ancaman.
Ketika IDS mendeteksi aktivitas yang tidak biasa seperti upaya peretasan, serangan malware, atau akses yang tidak sah, sistem ini akan memberikan peringatan kepada administrator jaringan. Dengan demikian, maka tindakan penanganan dan mitigasi bisa segera dilakukan.
Fungsi utama IDS adalah mengidentifikasi ancaman atau serangan sebelum menimbulkan kerusakan atau pelanggaran yang lebih serius. Dengan memberikan peringatan dini, IDS memungkinkan tim keamanan untuk merespons ancaman secara proaktif.
Baca Juga: Mengenal Apa yang Dimaksud dengan Kebocoran Data (Data Leakage) ?
Cara Kerja Intrusion Detection System (IDS)
Intrusion Detection System (IDS) beroperasi melalui beberapa tahapan utama yang saling berkaitan untuk mendeteksi aktivitas mencurigakan atau serangan siber dalam jaringan atau sistem komputer. Secara garis besar berikut adalah cara kerja IDS:
1. Pengumpulan Data
IDS mengumpulkan informasi dari berbagai sumber, seperti lalu lintas jaringan, log sistem, atau aktivitas pada perangkat tertentu. Pada tahap ini, IDS secara aktif memantau dan merekam data dari paket yang melewati jaringan atau mencatat log aktivitas di dalam sistem.
2. Analisis Data
Setelah data terkumpul, IDS akan menganalisis informasi tersebut untuk mendeteksi anomali atau pola serangan yang dikenal. Terdapat dua pendekatan utama dalam analisis ini, yaitu signature-based dan anomaly-based.
- Signature-based: IDS membandingkan data dengan database signature yang berisi pola serangan yang sudah dikenal, seperti malware, trojan, atau pola serangan DDoS.
- Anomaly-based: IDS mencari aktivitas yang tidak sesuai dengan baseline atau pola normal dari lalu lintas jaringan. Jika ada aktivitas yang menyimpang dari pola normal, IDS akan menandainya sebagai aktivitas mencurigakan.
Melalui proses analisis ini, IDS dapat mendeteksi ancaman yang telah diketahui maupun anomali yang baru muncul.
3. Peringatan dan Respon
Jika IDS mendeteksi aktivitas yang mencurigakan atau serangan potensial, sistem akan memberikan notifikasi atau peringatan kepada administrator jaringan. Peringatan ini bisa berupa log otomatis, pesan email, atau alarm visual di dashboard keamanan. Dengan adanya peringatan ini, tim keamanan dapat segera merespons ancaman tersebut sebelum menyebabkan kerusakan lebih lanjut. Selain itu, beberapa IDS juga dapat diintegrasikan dengan sistem keamanan lainnya, seperti firewall atau Intrusion Prevention System (IPS), untuk merespons ancaman secara otomatis.
4. Pemantauan Secara Real-Time
Salah satu keunggulan IDS adalah kemampuannya untuk memantau aktivitas jaringan dan sistem secara real-time. IDS bekerja secara terus-menerus dalam memantau lalu lintas jaringan dan aktivitas sistem untuk mendeteksi ancaman dengan segera.
Baca Juga: Cyber Security Framework: Mengenal Standar Keamanan Siber
Tipe-Tipe Intrusion Detection System (IDS)
1. Network Intrusion Detection System (NIDS)
NIDS adalah tipe IDS yang berfungsi untuk memantau dan menganalisis lalu lintas jaringan yang masuk dan keluar. NIDS ditempatkan di titik strategis pada jaringan, seperti di dekat router atau firewall. Dengan cara ini, NIDS dapat mendeteksi ancaman atau aktivitas mencurigakan yang mungkin terjadi saat data mengalir antar perangkat dalam jaringan.
2. Host Intrusion Detection Systems (HIDS)
HIDS dipasang pada titik akhir tertentu, seperti laptop, router, atau server. Tipe IDS ini hanya memantau aktivitas pada perangkat tersebut, termasuk lalu lintas ke dan dari perangkat tersebut. HIDS biasanya bekerja dengan mengambil snapshot berkala dari file sistem operasi penting dan membandingkan snapshot ini dari waktu ke waktu. Jika HIDS mendeteksi adanya perubahan, seperti file log yang diedit atau konfigurasi yang diubah, HIDS akan memberi tahu tim keamanan.
3. Application Protocol-Based IDS (APIDS)
APIDS merupakan salah satu jenis IDS yang bertugas untuk mengidentifikasikan aktivitas mencurigakan atau akses ilegal dengan memantau lalu lintas melalui protokol aplikasi. Dengan mengawasi komunikasi aplikasi, APIDS dapat mendeteksi serangan seperti SQL injection, cross-site scripting (XSS), dan serangan berbasis aplikasi lainnya.
4. Protocol-Based Intrusion Detection System (PIDS)
PIDS adalah sistem yang memantau dan menganalisis komunikasi antar protokol di jaringan, seperti HTTP, FTP, dan SMTP. Protocol-Based Intrusion Detection System bekerja dengan cara menganalisis trafik data dan mencari anomali yang mungkin menunjukkan serangan yang menggunakan protokol tertentu. PIDS sangat berguna dalam mendeteksi serangan yang memanfaatkan kerentanan dalam protokol komunikasi.
5. Hybrid Intrusion Detection System
Hybrid intrusion detection system adalah gabungan dari dua atau lebih pendekatan dalam sistem deteksi intrusi. Dalam sistem hybrid IDS, data dari agen host atau sistem digabungkan dengan informasi jaringan untuk mengembangkan gambaran yang lengkap tentang sistem jaringan. Sistem deteksi intrusi hibrida lebih efektif dibandingkan dengan sistem deteksi intrusi lainnya. Prelude adalah salah satu contoh dari hybrid IDS ini.
Baca Juga: Mengenal QR Phishing: Ancaman Quishing & Cara Hindarinya
Dalam artikel ini, kita telah membahas secara komprehensif tentang Intrusion Detection System (IDS), mulai dari pengertian, cara kerja, hingga tipe-tipe yang ada. IDS adalah alat untuk menjaga keamanan jaringan komputer atau sistem informasi. Dengan mekanisme pengumpulan data dan analisis untuk mendeteksi aktivitas mencurigakan, IDS memungkinkan tim keamanan untuk merespons ancaman dengan cepat.
Untuk membantu melindungi jaringan dan sistem Anda dari ancaman siber, LOGIQUE Digital Indonesia menawarkan berbagai layanan keamanan siber. Kami menawarkan jasa pentest, vulnerability assessment, dan simulasi phishing. Layanan-layanan ini dirancang untuk mengidentifikasi celah keamanan, menguji ketahanan sistem, dan melatih karyawan agar lebih waspada terhadap serangan siber.
Kami memiliki ahli cyber security bersertifikat internasional, seperti CEH, CPENT, dll yang siap membantu Anda. Hubungi kami untuk konsultasi lebih lanjut.