Kebocoran data adalah insiden di mana informasi pribadi, sensitif, atau rahasia terekspos tanpa izin atau perlindungan yang memadai. Hal ini bisa terjadi akibat data security yang buruk atau karena kesalahan internal, seperti kelalaian dalam mengelola data, kesalahan konfigurasi sistem, dll. Kali ini, kami akan menjelaskan apa itu kebocoran data selengkapnya untuk Anda.
Beberapa waktu yang lalu, kasus bocornya data ke publik kembali terjadi di Indonesia. Kasus ini menimpa salah satu penyedia layanan internet (ISP) di Indonesia dan mengakibatkan bocornya 150 ribu data pengguna. Beberapa data yang bocor adalah nama lengkap, email, saldo, password hash, alamat, NPWP, nomor HP, dan data lainnya.
Perlu Anda ketahui, data-data yang berhasil dicuri oleh para peretas biasanya akan digunakan untuk melakukan serangan lain berbasis social engineering seperti email phishing. Selain itu, peretas juga bisa menjual kredensial pengguna ke dalam Dark Web.
Sebagai pihak pengelola platform digital, hal ini tentu harus dihindari. Kebocoran data tidak hanya merugikan pengguna namun juga akan merugikan perusahaan seperti hilangnya kepercayaan user, jatuhnya reputasi, serta tuntutan hukum atau denda.
Agar Anda dapat lebih memahami apa itu kebocoran data (data leakage). Berikut kami sajikan informasinya untuk Anda.
Table of Contents
Apa Itu Kebocoran Data (Data Leakage) ?
Kebocoran data adalah suatu kondisi di mana data sensitif secara tidak sengaja terexpose atau terakses oleh pihak tidak sah. Ketika kebocoran data terjadi, pihak yang tidak berwenang atau peretas bisa mencuri data-data sensitif di dalamnya. Beberapa diantaranya seperti :
- Informasi pengguna :Informasi identitas: nama, alamat, nomor telepon, alamat email, username, kata sandi, dll
- Aktivitas pengguna: riwayat pemesanan dan pembayaran, kebiasaan browsing, dll
- Informasi kartu kredit: nomor kartu, tanggal kadaluarsa, billing zip codes, dll
- Informasi rahasia perusahaan: selain mencari info pengguna, peretas juga akan mencuri info rahasia miliki perusahaan seperti email, komunikasi internal dalam perusahaan, strategi perusahaan, dan lain-lain.
Risiko kebocoran data atau data leakage sendiri bisa terjadi secara elektronik, seperti melalui internet atau email. Selain itu, kebocoran juga bisa terjadi secara fisik melalui laptop, USB, hard drive eksternal, atau perangkat lainnya.
Jadi, secara sederhan kebocoran data adalah insiden di mana informasi yang seharusnya terlindungi menjadi terekspos ke publik atau pihak yang tidak memiliki hak untuk mengaksesnya. Data yang bocor bisa berisiko disalahgunakan untuk berbagai tujuan, termasuk penipuan, pencurian identitas, atau tindakan kriminal lainnya.
Baca Juga: Apa Itu Enkripsi Data? Ini Pengertian dan Cara Kerjanya
Perbedaan Kebocoran Data (Data Leakage) & Pelanggaran Data (Data Breach)
Istilah kebocoran data (data leakage) dan pelanggaran data (data breach) sering digunakan secara bergantian dan dapat tertukar. Jadi, penting untuk memahami apa itu kebocoran data dan pelanggaran data sebenarnya. Berikut penjelasannya untuk Anda.
A. Kebocoran data (data leakage)
Kebocoran data (data leakage) tidak memerlukan serangan cyber khusus. Pada umumnya kebocoran data dapat terjadi karena kelalaian pengguna, kelemahan dalam sistem, atau praktik keamanan yang kurang ketat. Meskipun demikian perlu diingat bahwa data yang bocor tetap bisa terpapar atau terekspos ke orang yang tidak seharusnya mendapat akses sehingga berpotensi menyebabkan risiko keamanan.
B. Pelanggaran data (data breach)
Pelanggaran data (data breach) adalah serangan yang sengaja dilakukan untuk membobol sistem sehingga data sensitif dapat diakses. Ini biasanya melibatkan tindakan kriminal seperti peretasan, malware, atau serangan siber yang menyebabkan data sensitif diakses dan disalahgunakan oleh pihak luar.
Perlu Anda ketahui, meskipun dua istilah tersebut memiliki makna yang berbeda, namun di Indonesia sebagian besar menggunakan satu istilah yang sama yaitu “kebocoran data” untuk menyebutkan kasus-kasus di mana terjadi akses, pencurian, atau penyalahgunaan data pribadi tanpa izin. Namun secara teknis dua istilah tersebut sebenarnya memiliki pengertian yang berbeda.
Penyebab Kebocoran Data Terjadi
1. Infrastruktur yang Tidak Memadai
Infrastruktur yang salah dikonfigurasi atau tidak diperbarui dapat secara tidak sengaja membuat data terekspos. Pengaturan atau izin yang salah, atau menggunakan versi perangkat lunak yang sudah kadaluarsa mungkin tampak sepele, tetapi ini dapat berisiko membuka akses ke data. Oleh karena itu, organisasi perlu memastikan bahwa semua infrastruktur mereka dikonfigurasi dengan baik untuk melindungi data.
2. Social engineering
Seperti yang dijelaskan sebelumnya, data breach atau pelanggaran data sering terjadi akibat serangan siber. Meskipun demikian, penjahat siber bisa menggunakan metoda serupa untuk menimbulkan kebocoran data. Setelah itu, mereka dapat memanfaatkan kebocoran tersebut untuk melakukan serangan siber lainnya. Misalnya, email phishing dapat membujuk korban agar mau memberikan informasi login. Kondisi ini selanjutnya bisa berisiko menyebabkan kasus pelanggaran data yang lebih besar.
3. Kata Sandi yang Buruk
Banyak orang cenderung menggunakan kata sandi yang sama untuk beberapa akun karena lebih mudah diingat. Namun, jika ada serangan “credential stuffing” maka banyak akun bisa terkena dampak. Credential stuffing sendiri merupakan suatu metode di mana penjahat siber menggunakan data login yang telah bocor, seperti nama pengguna dan kata sandi. Mereka kemudian mencoba menggunakan informasi tersebut untuk mengakses berbagai akun di beragam platform.
4. Kerentanan Perangkat Lunak
Kerentanan dalam perangkat lunak bisa menjadi masalah besar dalam keamanan siber bagi organisasi. Penjahat dapat memanfaatkan perangkat lunak yang sudah usang atau celah keamanan zero-day untuk menciptakan berbagai ancaman keamanan.
5. Kehilangan perangkat
Kehilangan perangkat dapat menyebabkan kebocoran data atau data leakage. Jika seorang karyawan kehilangan perangkat seperti laptop, smartphone, atau tablet yang berisi informasi sensitif atau data perusahaan, maka perangkat tersebut bisa jatuh ke tangan yang salah. Ketika penjahat berhasil mengakses perangkat tersebut, mereka dapat menemukan dan mengeksploitasi data yang ada. Kondisi ini dapat mengakibatkan pencurian identitas, penyalahgunaan informasi, dan berisiko menimbulkan pelanggaran data yang lebih besar.
Baca Juga: Kasus Kebocoran Data di Indonesia Masih Marak, Perusahaan Wajib Taati UU PDP!
Bagaimana Cara Menghindari Kebocoran Data ?
1. Perusahaan harus membuat kebijakan keamanan
Perusahaan harus mulai mengembangkan seperangkat pedoman yang harus diikuti karyawannya. Contohnya adalah seperti menegakkan peraturan bahwa karyawan tidak boleh meninggalkan komputer dalam keadaan logged on/unlocked, tidak berbagi akun dengan rekan kerja yang lain, dan lain-lain.
Saat ini, banyak perusahaan yang memberikan akses kepada karyawannya melebihi apa yang mereka butuhkan. Hal ini perlu diperhatikan untuk mencegah karyawan mengakses data sensitif serta terjadinya kebocoran data. Anda sebaiknya meninjau kembali izin akses tersebut dan membuat kebijakan sesuai dengan kebutuhan karyawan.
2. Mengontrol konten dalam email
Karena pengguna sering mengirim informasi dan dokumen rahasia melalui email, maka sering terjadi kebocoran data melalui email. Untuk meminimalisir hal tersebut terjadi, perusahaan Anda dapat menggunakan email content filtering.
Email filter akan melakukan proses penyaringan lalu lintas email baik itu pesan masuk atau pesan keluar. Filter akan memindai pesan dan mengklasifikasikan pesan ke dalam kategori yang berbeda seperti spam, virus, penipuan, dan lain-lain. Teknologi ini juga dapat memperingatkan administrator tentang ancaman orang dalam. Sistem akan memberi tahu jika terdapat pengguna yang mencoba mengirim info sensitif ke luar perusahaan.
3. Endpoint protection
Peretas selalu memiliki cara baru untuk mendapatkan akses pada sistem, mencuri informasi, serta memanipulasi karyawan agar mereka memberikan informasi sensitif. Oleh karena itu, Anda membutuhkan endpoint protection.
Endpoint protection merupakan praktek mengamankan endpoint pengguna atau end user devices seperti dekstop, laptop, perangkat mobile, dan lain-lain agar terlindungi dari eksploitasi tidak sah yang dilakukan oleh penjahat cyber. Saat ini sudah banyak endpoint protection software yang bisa Anda gunakan seperti McAfee Endpoint Security, Sophos Endpoint Protection, dan lain-ain. Sistem perlindungan endpoint tersebut dikembangkan untuk mendeteksi, menganalisis, memblokir, dan menahan serangan cyber.
Selain menggunakan endpoint protection software, Anda juga harus menggunakan kata sandi yang kuat serta menggunakan screen lock untuk melindungi perangkat Anda.
4. Meningkatkan keamanan data
Data leakage sering terjadi karena kelalaian user atau karena adanya kerentanan keamanan pada sistem yang digunakan. Kerentanan keamanan yang tidak segera diperbaiki dapat memberi peretas akses pada data-data sensitif di dalamnya.
Oleh karena itu, salah satu cara untuk menghindari bocornya data adalah dengan selalu memastikan bahwa sistem yang digunakan memiliki keamanan yang baik. Salah satu cara yang bisa Anda lakukan adalah dengan melakukan penetration testing secara rutin. Dengan penetration testing, kerentanan keamanan dapat segera ditemukan dan diperbaiki sehingga data dapat terlindungi.
Baca Juga: Regulasi Keamanan Data: Peran Pentest dalam Mematuhinya
Cegah Kebocoran Data dan Patuhi UU PDP
Di Indonesia, terdapat Undang-Undang Pelindungan Data Pribadi (UU PDP) yang mengatur tentang pengelolaan dan perlindungan data pribadi. UU ini mewajibkan perusahaan untuk menjaga keamanan data pribadi yang mereka kelola, baik itu data karyawan, pelanggan, maupun pihak lain yang terlibat. Pelanggaran terhadap UU PDP dapat berakibat serius, termasuk sanksi hukum dan denda yang besar. Oleh karena itu, penting bagi perusahaan untuk memastikan data yang dikumpulkan dan disimpan dikelola dengan baik serta dilindungi dari ancaman kebocoran atau penyalahgunaan.
Di era digital di mana ancaman kebocoran data menjadi semakin umum, penting untuk mengambil langkah-langkah pencegahan yang tepat guna untuk melindungi data sensitif. LOGIQUE hadir sebagai mitra Anda dalam menjaga keamanan sistem IT. Kami menyediakan layanan keamanan siber komprehensif yaitu:
- Jasa penetration testing (pentest)
- Vulnerability assessment (VA)
- Simulasi phishing
Dengan layanan ini, kami dapat membantu memastikan bahwa sistem Anda terlindungi dari potensi serangan, memenuhi standar keamanan terbaik untuk menjaga data perusahaan, serta membantu memastikan kepatuhan terhadap regulasi yang berlaku. Hubungi kami untuk berkonsultasi. Kami akan dengan senang hati membantu Anda.