Apa Itu Advanced Persistent Threat (APT)? Ini Penjelasannya!

Sumber: www.freepik.com

Advanced Persistent Threat (APT) adalah serangan siber canggih yang dilakukan oleh peretas dengan cara membangun kehadiran yang tidak terdeteksi di jaringan untuk mencuri data sensitif dalam jangka waktu yang lama. Pelajari apa itu APT selengkapnya di artikel kami berikut.

Perlu Anda ketahui, Advanced Persistent Threat (APT) adalah salah satu bentuk ancaman siber yang paling berbahaya dan kompleks di era digital saat ini. APT sangat terorganisir dan sering kali dilakukan oleh aktor yang memiliki sumber daya besar, seperti kelompok peretas yang didukung oleh negara atau organisasi kriminal.

Berbeda dengan serangan siber biasa yang bersifat acak dan cepat, APT memiliki karakteristik unik di mana serangan ini dapat berlangsung lama, tersembunyi, dan terus-menerus. Hal ini dilakukan karena tujuan utama dari APT adalah untuk mencuri data berharga, mengumpulkan informasi intelijen, atau bahkan menguasai infrastruktur kritis tanpa terdeteksi. Karena sifatnya yang canggih dan terarah, APT menjadi salah satu tantangan terbesar dalam dunia keamanan siber, terutama bagi perusahaan besar, institusi pemerintah, dan sektor-sektor vital lainnya.

Apa Itu Advanced Persistent Threat (APT)?

Advanced Persistent Threat (APT) adalah jenis serangan siber yang ditargetkan dan dilakukan secara terus-menerus oleh pihak yang memiliki sumber daya dan keahlian tinggi. Serangan APT biasanya ditujukan untuk organisasi/perusahaan besar, pemerintahan, atau entitas lain yang memiliki informasi bernilai tinggi. Tujuan utama dari APT adalah untuk mendapatkan akses tidak sah ke jaringan atau sistem target, lalu secara diam-diam mengumpulkan data penting dalam jangka waktu yang lama tanpa terdeteksi.

APT terdiri dari tiga elemen utama yang menjadi ciri khasnya, yaitu:

1. Advanced (Canggih)

Serangan APT menggunakan teknik dan alat canggih, serta sering kali melibatkan eksploitasi kerentanan yang belum diketahui (zero-day vulnerabilities) atau memanfaatkan taktik sosial yang kompleks seperti spear phishing. Penyerang APT sering menggunakan pendekatan canggih untuk menghindari deteksi sistem keamanan yang ada.

2. Persistent (Berkelanjutan)

Serangan APT bersifat jangka panjang dan dilakukan dengan kesabaran yang tinggi. Penyerang tidak terburu-buru untuk mendapatkan hasil langsung, melainkan melakukan serangan secara bertahap dan terus-menerus. Mereka berusaha untuk mempertahankan akses ke jaringan target selama mungkin tanpa terdeteksi, memungkinkan mereka untuk mengumpulkan informasi secara bertahap dan merencanakan langkah-langkah berikutnya dengan hati-hati.

3. Threat (Ancaman)

APT merupakan ancaman yang serius karena penyerang biasanya memiliki sumber daya yang besar dan didukung oleh entitas yang memiliki motivasi tinggi, seperti negara atau organisasi kriminal. Ancaman ini ditujukan untuk mencuri data sensitif, mengganggu operasi, atau bahkan menimbulkan kerusakan besar pada infrastruktur kritis.

Baca Juga: Broken Access Control: Risiko Keamanan & Cara Menghindarinya

Karakteristik Serangan Advanced Persistent Threat (APT)

Serangan Advanced Persistent Threat (APT) memiliki beberapa karakteristik utama yang membedakannya dari jenis serangan siber lainnya. Berikut beberapa diantaranya:

1. Serangan yang Ditargetkan Secara Khusus

APT biasanya menyasar target tertentu, seperti perusahaan besar, lembaga pemerintah, atau organisasi dengan data berharga. Penyerang APT tidak melakukan serangan acak namun memilih target dengan hati-hati dan biasanya dilakukan setelah riset mendalam.

2. Ketahanan dan Keberlanjutan

Seperti namanya, APT menekankan pada keberlanjutan serangan. Penyerang APT berusaha untuk tetap berada di dalam jaringan korban untuk jangka waktu yang lama, sering kali tanpa terdeteksi. Mereka memanfaatkan waktu untuk mengumpulkan informasi dan merencanakan langkah-langkah berikutnya dengan hati-hati.

3. Teknik Canggih

Penyerang APT menggunakan teknik yang canggih dan kompleks, sering kali melibatkan eksploitasi zero-day atau alat khusus yang dirancang untuk menembus sistem keamanan target. Mereka juga memiliki kemampuan untuk mengadaptasi strategi mereka berdasarkan respons dari sistem pertahanan korban.

4. Operasi Secara Diam-Diam

APT dilakukan dengan sangat hati-hati untuk menghindari deteksi. Penyerang APT berusaha untuk tidak menimbulkan alarm yang bisa mengindikasikan kehadiran mereka dalam jaringan. Mereka menggunakan berbagai metode untuk menyembunyikan aktivitas mereka, seperti mengenkripsi komunikasi mereka atau menyembunyikan malware di dalam sistem yang sah.

5. Goal-Oriented

Tujuan serangan APT biasanya lebih besar daripada sekadar menyebabkan kerusakan sesaat. Serangan APT sering kali ditujukan untuk mencuri data berharga, mengintai aktivitas perusahaan, atau merusak infrastruktur kritis. Mereka bekerja dengan tujuan spesifik yang memandu seluruh strategi serangan mereka.

6. Multi-Stage Attack

Serangan APT sering kali terjadi dalam beberapa tahap, mulai dari pengintaian awal, infiltrasi jaringan, pengumpulan data, hingga eksfiltrasi informasi. Setiap tahap dilakukan dengan hati-hati untuk memastikan keberhasilan serangan dan mengurangi risiko deteksi.

Baca Juga: Peran Audit Cyber Security Bagi Bisnis dalam Mematuhi UU PDP

3 Tahap Serangan Advanced Persistent Threat (APT)

1. Infiltration (Infiltrasi)

Tahap awal dari serangan APT adalah infiltrasi, di mana penyerang berusaha untuk memasuki jaringan atau sistem target. Ini sering dilakukan dengan memanfaatkan kerentanan yang ada atau melalui teknik rekayasa sosial untuk mendapatkan akses awal.

Teknik yang digunakan dalam tahap ini bisa beragam. Contohnya phishing, serangan zero-day, atau eksploitasi kerentanan perangkat lunak. Penyerang mungkin juga memanfaatkan informasi yang diperoleh dari riset mendalam tentang target untuk membuat serangan menjadi lebih efektif.

2. Expansion (Ekspansi)

Setelah berhasil memasuki jaringan, penyerang akan memasuki tahap ekspansi. Pada tahap ini, penyerang berusaha memperluas akses mereka ke bagian lain dari jaringan dan sistem target untuk mendapatkan kontrol yang lebih besar.

Dalam menjalankan aksinya, penyerang dapat menggunakan berbagai teknik. Contohnya seperti eskalasi hak akses untuk mendapatkan izin yang lebih tinggi, menyebarkan malware lebih lanjut untuk menjangkau sistem lain, atau menggunakan kredensial yang sudah dicuri untuk mengakses berbagai bagian di jaringan.

Dengan cara ini, penyerang bisa  memperluas jangkauan serangan dan mengakses lebih banyak data serta sistem penting. Ini memberi penyerang kendali yang lebih besar dan kemampuan untuk mengumpulkan informasi secara lebih luas.

3. Extraction (Ekstraksi)

Tahap terakhir adalah ekstraksi, di mana penyerang akan mengumpulkan data dan mengekstraknya tanpa terdeteksi. Penyerang mungkin menggunakan berbagai teknik untuk mengekstrak data, termasuk mengenkripsi data untuk menghindari deteksi, menggunakan saluran komunikasi tersembunyi, atau memindahkan data ke server yang dikendalikan oleh penyerang.

Selain itu, untuk melancarkan ekstraksi, penyerang sering menggunakan Distributed Denial of Service (DDoS), yang dirancang untuk membanjiri jaringan dengan lalu lintas yang tinggi dan melemahkan pertahanan situs. Dengan cara ini, penyerang mengganggu fokus tim keamanan dan membuatnya lebih sulit untuk mendeteksi dan menghentikan proses ekstraksi data.

Peran Pentest untuk Hadapi Advanced Persistent Threat (APT) 

Penetration testing (pentest) memainkan peran krusial dalam mengidentifikasi dan memperbaiki kerentanan yang dapat dimanfaatkan oleh melakukan serangan Advanced Persistent Threat (APT). Pentest melibatkan simulasi serangan siber yang dirancang untuk menguji pertahanan sistem dari sudut pandang penyerang. Oleh karena itu, dengan melakukan pentest, perusahaan bisa memperoleh berbagai manfaat seperti:

  • Mengungkap Celah Keamanan: Pentester menggunakan berbagai teknik untuk mengeksplorasi dan mengidentifikasi kerentanan dalam sistem, jaringan, dan aplikasi. Dengan informasi tersebut, perusahaan bisa mengetahui celah keamanan yang bisa dimanfaatkan oleh penyerang APT.
  • Menerapkan Solusi Perbaikan: Setelah mengidentifikasi kerentanan, pentester memberikan rekomendasi dan solusi perbaikan. Dengan demikian, perusahaan bisa segera menerapkan langkah-langkah untuk memperbaiki kelemahan yang ditemukan.
  • Menilai Kekuatan Pertahanan: Pentest juga membantu menilai sejauh mana sistem dapat bertahan terhadap teknik serangan canggih seperti yang digunakan dalam APT. Ini memungkinkan tim keamanan untuk mengetahui apakah pertahanan mereka sudah cukup kuat atau masih perlu ditingkatkan.

Jika Anda membutuhkan jasa pentest terpecaya di Indonesia, hubungi LOGIQUE.  Kami memahami bahwa setiap organisasi memiliki kebutuhan keamanan yang unik. Oleh karena itu, layanan pentest LOGIQUE disesuaikan dengan spesifik kebutuhan dan infrastruktur Anda, memastikan bahwa semua aspek sistem Anda diuji secara menyeluruh.

Selain melakukan pentest, LOGIQUE juga menawarkan dukungan untuk membantu/mendampingi dalam tahap perbaikan kerentanan. Bahkan, jika Anda tidak memiliki tim yang bisa mengimplementasikan saran-saran perbaikan, maka kami bisa menyediakan tim untuk membantu Anda.

Hubungi Kami sekarang juga untuk penjelasan lebih lanjut. Tim ahli cyber security kami selalu siap membantu Anda. 

Feradhita NKD
Feradhita NKD

https://www.logique.co.id/blog/author/feradhita/

Hai! Saya adalah content writer berpengalaman dengan minat mendalam di dunia teknologi. Saya senang menjelajahi tren terbaru di dunia IT, pentest, keamanan siber, dan menerjemahkan informasi teknis menjadi tulisan yang menarik. Dengan fokus pada kebutuhan audiens dan penggunaan bahasa sederhana, saya berusaha menyajikan informasi kompleks dengan cara yang mudah dipahami.

Related Posts