Backup data adalah proses menyalin dan menyimpan data penting ke lokasi lain, terpisah dari perangkat atau sistem asli. Tujuannya adalah untuk data recovery jika terjadi kerusakan, kehilangan, atau insiden lain yang dapat mengganggu akses ke data original.
Imbas dari peretasan PDNS yang terjadi beberapa yang waktu lalu akibat serangan ransomware, kini semua kementrian diwajibkan untuk melakukan backup data. Menteri Koordinator bidang Politik, Hukum, dan Keamanan (Menko Polhukam) Hadi Tjahjanto menjelaskan bahwa pemerintah akan melakukan proses backup keamanan secara berlapis agar permasalahan yang sama tidak kembali terulang.
Dalam era digital yang semakin berkembang, data memang menjadi aset penting bagi organisasi dan individu. Hampir semua aktivitas bisnis, komunikasi, dan kehidupan sehari-hari bergantung pada data digital. Oleh karena itu, proses ini memegang peranan kritikal.
Table of Contents
Pengertian Backup Data
Backup data adalah proses membuat salinan cadangan dari data penting untuk tujuan recovery jika terjadi kehilangan atau kerusakan data asli. Proses ini bisa dilakukan dengan menyimpan salinan data di lokasi fisik lain, seperti hard drive eksternal, atau di layanan cloud yang aman. Backup data merupakan salah satu langkah preventif yang esensial untuk menjaga integritas dan ketersediaan data dalam situasi darurat, seperti kegagalan perangkat keras, serangan siber, atau bahkan bencana alam.
Baca Juga: Undang-Undang Pelindungan Data Pribadi (UU PDP): Ringkasan & Sanksinya
Mengapa Backup Data Penting untuk Keamanan Siber
1. Recovery Sistem dan Data dengan Cepat Setelah Insiden
Backup data memungkinkan perusahaan untuk merespon insiden keamanan siber dengan cepat. Saat serangan terjadi, seperti ransomware, data dan sistem yang rusak atau terenkripsi dapat dipulihkan dari backup yang sebelumnya dibuat tanpa harus membayar tebusan. Hal ini mengurangi waktu downtime yang dialami perusahaan dan mempercepat proses pemulihan operasional.
Perlu diingat bahwa waktu downtime yang panjang akibat kehilangan data dapat menyebabkan kerugian finansial yang signifikan. Contohnya seperti hilangnya pendapatan, produktivitas, maupun biaya pemulihan. Dengan salinan data yang sudah dimiliki, perusahaan dapat mengurangi durasi downtime, sehingga meminimalkan dampak finansial dari insiden keamanan yang terjadi.
Proses recovery yang cepat juga dapat menunjukkan kepada pelanggan dan mitra bisnis bahwa perusahaan memiliki kontrol kuat dan respon cepat terhadap masalah keamanan. Hal ini dapat mempertahankan kepercayaan dan loyalitas mereka, sekaligus melindungi reputasi perusahaan Anda.
2. Mencegah Terjadinya Kehilangan Data Permanen
Backup data adalah benteng pertahanan terakhir untuk melindungi data dari serangan ransomware yang dapat mengenkripsi atau menghapus data secara permanen. Dengan memiliki salinan cadangan yang teratur, perusahaan dapat memulihkan data yang terkena dampak tanpa harus membayar tebusan kepada penyerang.
Selain itu, perlu Anda pahami bahwa data juga dapat hilang karena berbagai alasan lain. Contohnya seperti human error, kegagalan perangkat keras, dan bug perangkat lunak. Setiap faktor ini memiliki potensi untuk menyebabkan kehilangan data permanen, yang dapat berdampak buruk pada operasi bisnis dan kepercayaan pelanggan. Dengan demikian, memiliki salinan cadangan yang teratur dan terkelola dengan baik, tidak hanya melindungi data dari ancaman eksternal seperti serangan ransomware, tetapi juga dari risiko internal.
3. Kepatuhan pada Regulasi
Beberapa regulasi mengharuskan organisasi untuk melaksanakan praktik backup data yang teratur dan efektif. Contoh regulasi ini seperti General Data Protection Regulation (GDPR) yang menetapkan persyaratan yang ketat terkait perlindungan data pribadi warga Uni Eropa. Regulasi ini menuntut perusahaan untuk melindungi data pribadi dengan cara yang efektif, termasuk memiliki sistem backup untuk mencegah kehilangan data.
Indonesia sendiri memiliki Undang-Undang Pelindungan Data Pribadi di mana individu atau Subjek Data Pribadi memiliki hak untuk mendapatkan akses dan memperoleh salinan data pribadi. Selain itu, dikutip dari www.rri.co.id, Menteri Komunikasi dan Informatika, Budi Arie Setiadi akan segera menandatangani Peraturan Menteri (Permen) terkait kewajiban backup data Kementerian/Lembaga. Imbas dari serangan ransomware di server Pusat Data Nasional Sementara (PDNS), permen ini dinilai sangat dibutuhkan, mengingat selama ini backup data Kementerian/Lembaga di PDNS daerah bersifat opsional atau tidak wajib dilakukan.
4. Memastikan Kontinuitas Bisnis
Data merupakan aset kritis bagi operasi bisnis sehari-hari. Hampir semua aspek operasional modern bergantung pada data, mulai dari manajemen inventaris, pengolahan transaksi, komunikasi pelanggan, hingga pengambilan keputusan strategis. Hilangnya data dapat menyebabkan gangguan operasional, kehilangan pelanggan, hingga kerugian finansial.
Backup data memungkinkan bisnis untuk dengan cepat memulihkan data yang hilang atau rusak, mengurangi waktu henti operasional dan memastikan bahwa operasi bisnis dapat kembali berjalan sesegera mungkin. Dengan menyimpan salinan data di berbagai lokasi (misalnya, cloud dan penyimpanan fisik), bisnis dapat memastikan bahwa data tetap dapat diakses meskipun salah satu lokasi penyimpanan terkena bencana/insiden serangan siber.
Baca Juga: Broken Access Control: Risiko Keamanan & Cara Menghindarinya
Contoh Efektivitas Backup Data dalam Pemulihan Bisnis Akibat Serangan Siber
1. Perusahaan Keuangan
Sebuah perusahaan keuangan mengalami serangan ransomware yang mengakibatkan seluruh sistem mereka terkunci. Penyerang menuntut tebusan yang sangat besar untuk mengembalikan akses ke data penting perusahaan, termasuk informasi nasabah dan transaksi keuangan.
Namun, perusahaan ini memiliki kebijakan backup yang ketat. Mereka melakukan backup harian dan menyimpan salinan data di cloud yang terpisah dari jaringan utama. Berkat langkah proaktif ini, mereka dapat menghindari pembayaran tebusan dan memulihkan semua data dari backup dalam waktu kurang dari 8 jam. Dengan cepatnya proses recovery ini, perusahaan berhasil mengurangi dampak kerugian finansial dan menjaga kepercayaan nasabah.
2. Pusat Data Pemerintah
Sebuah pusat data pemerintah mengalami serangan siber yang menyebabkan kerusakan parah pada server utama mereka. Serangan ini mengakibatkan hilangnya akses ke data kritis yang dibutuhkan untuk operasional layanan publik.
Pusat data tersebut memiliki sistem backup berkala yang menyimpan salinan data di lokasi yang berbeda. Dengan menggunakan backup ini, mereka berhasil mengembalikan data dan layanan publik dalam waktu 24 jam, menghindari gangguan yang signifikan terhadap pelayanan masyarakat. Hal ini menunjukkan betapa pentingnya backup data dalam menjaga kontinuitas pelayanan publik dan mengurangi dampak negatif dari serangan siber.
Baca Juga: Data BAIS, INAFIS, Kemenhub Diduga Bocor dan Dijual di Dark Web
Kesimpulan
Backup data adalah strategi keamanan siber untuk memulihkan sistem dan data dengan cepat setelah insiden terjadi. Backup data meminimalkan downtime, memastikan keandalan dan konsistensi data, serta mengurangi biaya pemulihan.
Meskipun demikian, proses ini tidak cukup untuk melindungi sistem Anda secara menyeluruh. Penting untuk mengintegrasikan backup data dengan langkah-langkah keamanan siber lainnya untuk membentuk pertahanan yang kuat dan komprehensif. LOGIQUE menawarkan beberapa solusi keamanan siber yang dapat bekerja sinergis dengan strategi backup data Anda, yaitu
1. Penetration Testing (Pentest)
- Pengertian: Jasa Pentest adalah simulasi serangan siber yang dilakukan oleh profesional keamanan siber untuk mengidentifikasi kerentanan dalam sistem dan jaringan.
- Manfaat: Pentest dapat membantu bisnis untuk menemukan dan memperbaiki kerentanan sebelum dieksploitasi oleh penjahat siber.
2. Vulnerability Assessment (VA)
- Pengertian: VA adalah proses sistematis untuk mengidentifikasi, mengklasifikasikan, dan mendokumentasikan kerentanan dalam sistem dan jaringan.
- Manfaat: VA dapat membantu bisnis untuk memprioritaskan upaya remediasi dan meningkatkan postur keamanan mereka secara keseluruhan.
3. Simulasi Phishing
- Pengertian: Simulasi phishing adalah solusi simulasi yang dirancang untuk meningkatkan kesadaran karyawan tentang phishing dan teknik rekayasa sosial lainnya.
- Manfaat: Simulasi phishing dapat membantu bisnis untuk mengurangi risiko serangan phishing yang sering kali menjadi penyebab utama pelanggaran data.
Dengan menggabungkan backup data dan memanfaatkan jasa keamanan siber dari LOGIQUE, perusahaan Anda bisa mendapatkan perlindungan yang lebih komprehensif dan proaktif terhadap ancaman siber. Hubungi LOGIQUE sekarang untuk konsultasi gratis dan tingkatkan keamanan siber di perusahaan Anda.