4 Cara Menjaga Aset Perusahaan di Era Digital, Ini Langkahnya!

Sumber: www.freepik.com

Cara menjaga aset perusahaan di era digitalisasi yang pesat menjadi tantangan utama bagi perusahaan. Serangan siber seperti phishing dapat dengan mudah menembus pertahanan dan membahayakan aset kritikal, data sensitif, serta reputasi perusahaan. Di tengah lanskap ancaman yang semakin kompleks, dibutuhkan pendekatan keamanan siber yang komprehensif untuk melindungi aset berharga.

Aset perusahaan adalah teknologi dan sumber daya yang esensial bagi operasional bisnis. Jika terjadi sesuatu pada aset-aset ini, seperti server aplikasi, basis data, atau identitas pengguna, dampaknya terhadap keamanan perusahaan dapat sangat serius. Meskipun demikian, perlu dipahami bahwa tidak semua aset teknologi dianggap sebagai aset vital. Berikut penjelasan lebih lanjut mengenai cara menjaga aset perusahaan/bisnis untuk Anda.

Apa Itu Aset Perusahaan & Mengapa Penting untuk Dijaga di Era Digital?

Aset perusahaan merujuk pada semua sumber daya yang dimiliki dan dimanfaatkan oleh perusahaan untuk menjalankan operasinya, termasuk namun tidak terbatas pada teknologi, properti intelektual, data, infrastruktur fisik, modal manusia, dan aset keuangan. Aset-aset ini merupakan fondasi dari kemampuan perusahaan untuk beroperasi, menghasilkan keuntungan, dan mencapai tujuan bisnisnya.

Di era digital saat ini, aset perusahaan menjadi semakin penting untuk dijaga karena:

1. Rentan terhadap Ancaman Cyber

Teknologi yang semakin canggih juga membawa risiko yang lebih besar terhadap keamanan cyber. Aset digital seperti data sensitif atau informasi rahasia perusahaan menjadi target utama serangan siber seperti peretasan data atau serangan phishing.

2. Ketergantungan pada Teknologi

Banyak perusahaan mengandalkan teknologi untuk menjalankan operasional sehari-hari, termasuk sistem informasi, basis data pelanggan, dan infrastruktur jaringan. Gangguan atau kerusakan terhadap aset-aset ini dapat mengganggu produktivitas dan keberlanjutan bisnis.

3. Kepatuhan Regulasi

Di era digital, ada banyak peraturan yang mengatur perlindungan data dan keamanan informasi, seperti GDPR di Eropa atau CCPA di California. Di Indonesia sendiri terdapat Undang-Undang Pelindungan Data Pribadi (UU PDP) yang harus dipatuhi. Melindungi aset perusahaan tidak hanya penting untuk menjaga kepercayaan pelanggan, tetapi juga untuk mematuhi regulasi yang berlaku.

4. Terus Bersaing di Era Digital

Perusahaan yang mampu mengamankan aset-asetnya dengan baik cenderung lebih kompetitif. Mereka dapat mengoptimalkan penggunaan teknologi untuk meningkatkan efisiensi operasional, inovasi produk, dan pelayanan pelanggan.

Dengan demikian, menjaga aset perusahaan bukan hanya tentang melindungi nilai ekonomis, tetapi juga tentang mempertahankan keunggulan kompetitif, mematuhi regulasi, dan membangun kepercayaan pelanggan di era digital yang semakin kompleks dan terhubung ini.

Baca Juga: Dampak Serangan Siber terhadap Reputasi Bisnis & Kepercayaan Investor

Cara Menjaga Aset Perusahaan di Era Digital

Ada 4 langkah kunci untuk mengamankan aset vital bisnis Anda, yaitu:

1. Mengidentifikasi Proses Bisnis

Memang bagus untuk fokus pada aset bisnis yang penting, tapi bagaimana cara mengetahui aset mana yang benar-benar penting dan mana yang tidak?

Mengidentifikasi proses bisnis yang paling penting mungkin menjadi tantangan jika perusahaan Anda belum melakukan penilaian risiko bisnis yang tepat. Memiliki laporan semacam ini dari tim manajemen risiko akan sangat membantu Anda mengidentifikasi faktor-faktor kunci dalam bisnis Anda dan area-area paling berisiko yang perlu mendapat perhatian pertama.

Jadi, jika Anda belum pernah atau sudah lama melakukan penilaian risiko, tidak ada salahnya untuk melakukannya sekarang. Metode ini dapat membantu Anda memahami proses bisnis yang paling penting dalam perusahaan Anda serta teknologi yang mendukungnya. 

Jika penilaian formal tidak memungkinkan, metode lain yang efektif adalah pendekatan “ikut arus uang”:

  • Aliran Uang Masuk: Tentukan bagaimana perusahaan Anda menghasilkan pendapatan, misalnya melalui penjualan produk atau biaya layanan.
  • Aliran Uang Keluar: Identifikasi bagaimana perusahaan Anda menghabiskan uang, termasuk biaya operasional, biaya pemasaran, dll.

Dengan memahami aliran keuangan ini, Anda dapat mulai mengidentifikasi proses bisnis yang paling krusial bagi organisasi Anda. Sebagai contoh, jika perusahaan Anda sangat bergantung pada platform e-commerce untuk menghasilkan pendapatan, proses terkait platform ini—seperti pemrosesan transaksi, manajemen data pelanggan, dan pemenuhan pesanan—adalah krusial. Demikian pula, jika perusahaan Anda menyediakan layanan, proses yang mendukung pengiriman layanan dan dukungan pelanggan menjadi sangat penting.

Baca Juga: Perjalanan UU PDP: Menjawab Kebutuhan Transformasi Digital di Indonesia

2. Memetakan dari Proses Bisnis ke Aset Teknologi

Setelah mengidentifikasi proses bisnis utama Anda, langkah berikutnya adalah memetakan proses-proses ini ke aset teknologi yang mendasarinya. Ini mencakup:

  • Server Aplikasi: Aset penting untuk menjalankan aplikasi bisnis yang mendukung proses-proses kunci.
  • Basis Data: Tempat penyimpanan data bisnis kritis, termasuk informasi pelanggan, catatan transaksi, dan lain-lain.
  • Penyimpanan File yang Aman: Tempat penyimpanan informasi sensitif yang, jika terancam, dapat menyebabkan kerusakan bisnis dan reputasi yang signifikan.
  • Identitas Privileged: Kunci untuk mengakses dan mengelola sistem kunci, harus dilindungi untuk mencegah akses yang tidak sah.

Memetakan proses bisnis ke aset teknologi membantu mengidentifikasi komponen-komponen yang penting untuk menjaga operasional bisnis Anda. Langkah ini penting untuk memahami dampak apa yang paling mempengaruhi profitabilitas bisnis Anda. Untuk melakukannya, Anda dapat menggunakan berbagai alat dan metodologi. Contohnya seperti XM Cyber yang dapat secara otomatis menghasilkan laporan aset teknologi untuk lingkungan on-premises dan cloud.

Jika solusi semacam itu tidak tersedia, Anda dapat mengandalkan alat manajemen aset CMDB (Configuration Management Database), solusi ITSM (IT Service Management), atau alat SIEM (Security Information and Event Management). Anda juga bisa menggunakan metode tradisional seperti dengan lembar kerja Excel untuk mendokumentasikan dan memetakan aset-aset ini.

3. Membuat Skala Prioritas

Seperti yang telah disebutkan, kita tidak bisa memperbaiki semuanya. Oleh karena itu, Anda perlu menentukan skala prioritas. Meskipun Anda memiliki daftar lengkap aset kritis Anda, Anda perlu menentukan area mana yang harus diprioritaskan untuk diamankan terlebih dahulu. Langkah ini melibatkan pertanyaan, “Apa saja 3-5 area atau proses bisnis yang paling penting?”

Libatkan tim manajemen risiko dan para pemangku kepentingan kunci untuk mengumpulkan wawasan tentang prioritas. Kolaborasi ini membantu memastikan upaya keamanan Anda sejalan dengan area bisnis yang paling kritis. Menurut Gartner, membangun cakupan yang sejajar dengan prioritas kepemimpinan senior adalah kunci kesuksesan. Oleh karena itu, memahami apa yang dianggap P1 (game over), P2 (dampak tinggi), dan P3 (dampak rendah) oleh C-suite dan Dewan direksi sangat penting.

Untuk prioritisasi yang efektif, pertimbangkan hal berikut:

  • Evaluasi Dampak: Nilai dampak potensial kerentanan terhadap proses bisnis kritis Anda. Ini melibatkan memahami konsekuensi bisnis dari berbagai skenario ancaman.
  • Kemungkinan Terjadinya: Menilai kemungkinan setiap skenario ancaman terjadi. Hal ini membantu memahami lanskap risiko dan fokus pada ancaman yang paling mungkin terjadi.
  • Alokasi Sumber Daya: Tentukan sumber daya yang tersedia untuk perbaikan dan alokasikan untuk masalah yang memiliki prioritas tertinggi.

4. Menjalankan Langkah-langkah Keamanan

Cara menjaga aset perusahaan yang berikutnya adalah menerapkan strategi untuk meningkatkan keamanan siber di perusahaan Anda. Dengan pemahaman yang jelas tentang aset bisnis kritis dan prioritasnya, Anda dapat menjalankan strategi keamanan yang diperlukan. Seperti yang sudah kami jelaskan sebelumnya, karena tidak mungkin memperbaiki semuanya sekaligus maka fokuslah pada area-area dengan dampak tertinggi terlebih dahulu.

Anda bisa memulai dengan mengidentifikasi kerentanan keamanan. Anda bisa mengetahuinya melalui manajemen kerentanan atau dengan melakukan penetration testing. Cara ini memberikan informasi berharga tentang risiko dalam infrastruktur IT Anda dan menghasilkan daftar aktivitas perbaikan yang perlu diprioritaskan. Selain itu, tinjau dan perbarui secara berkala langkah-langkah keamanan Anda untuk memastikan keefektifannya terhadap ancaman yang terus berkembang. Anda perlu melakukan pemantauan dan penilaian terus-menerus terhadap kondisi keamanan siber di perusahaan Anda.

Baca Juga: Dampak Serangan Siber terhadap Reputasi Bisnis & Kepercayaan Investor

Demikian beberapa langkah dan cara menjaga aset perusahaan untuk mengamankan data penting di era digital. Dalam dunia yang semakin terhubung, di mana ancaman siber terus berkembang, perusahaan harus proaktif dalam melindungi aset-aset mereka. Mengidentifikasi proses bisnis yang paling penting, memetakan proses tersebut ke aset teknologi yang relevan, dan memprioritaskan upaya keamanan adalah langkah-langkah kunci yang harus diambil.

Selain itu, perusahaan perlu terus memperbarui dan meninjau langkah-langkah keamanan mereka untuk menghadapi ancaman yang selalu berubah. Menggunakan alat-alat canggih dan simulasi serangan untuk mengidentifikasi celah keamanan dan merencanakan langkah-langkah perbaikan yang efektif juga merupakan bagian penting dari strategi perlindungan aset.

Jika perusahaan Anda membutuhkan bantuan dalam menjaga keamanan data bisnis, silakan berkonsultasi dengan LOGIQUE. Kami memiliki layanan keamanan siber yang dirancang untuk melindungi infrastruktur IT Anda. Kami menyediakan jasa pentest, jasa vulnerability assessment, dan simulasi phishing. Dengan layanan yang kami berikan, kami dapat berkontribusi untuk meningkatkan sistem keamanan siber di perusahaan Anda. Hubungi kami segera untuk penjelasan lebih lanjut.

Related Posts