Apa Itu Cryptographic Failures (OWASP 02:2021)

Sumber: www.freepik.com

Cryptographic Failures adalah kerentanan keamanan siber yang terkait dengan implementasi, penggunaan, dan pengelolaan kriptografi yang tidak memadai, yang dapat menyebabkan kerentanan serius dan mengekspos data sensitif. Pelajari apa itu Cryptographic Failures selengkapnya di artikel berikut.

OWASP (Open Web Application Security Project) adalah organisasi nirlaba yang fokus pada peningkatan keamanan perangkat lunak. Salah satu kontribusi terbesar OWASP adalah publikasi OWASP Top 10, yaitu daftar sepuluh risiko keamanan aplikasi web yang paling kritis. OWASP Top 10 dirancang untuk memberikan panduan kepada pengembang dan profesional keamanan tentang ancaman utama yang harus diperhatikan dan mitigasi yang diperlukan untuk melindungi aplikasi web.

Dalam edisi terbaru OWASP Top 10 tahun 2021, Cryptographic Failures menempati posisi kedua. Ini menunjukkan tingkat ancaman yang tinggi dari kegagalan kriptografi dalam aplikasi web. Sebagai risiko kedua paling kritis, Cryptographic Failures harus menjadi fokus utama dalam strategi keamanan aplikasi.

Apa Itu Cryptographic Failures & Apa Risiko yang Ditimbulkan?

Cryptographic Failures atau kegagalan kriptografi mengacu pada situasi di mana mekanisme kriptografi yang digunakan untuk melindungi data tidak berfungsi sebagaimana mestinya. Ini dapat terjadi karena pemilihan algoritma yang salah, kesalahan dalam implementasi, atau pengelolaan kunci kriptografi yang tidak memadai. Cryptographic Failures dapat menyebabkan risiko keamanan siber yang serius seperti:

  • Kebocoran Data Sensitif: Informasi pribadi, keuangan, atau rahasia bisnis bisa terekspos, mengancam privasi dan kepercayaan pengguna.
  • Manipulasi Data: Data yang tidak dienkripsi atau dienkripsi dengan cara yang salah bisa dimanipulasi oleh penyerang.
  • Kerugian Finansial: Kebocoran data dan serangan yang memanfaatkan kegagalan kriptografi dapat menyebabkan kerugian finansial yang signifikan bagi perusahaan.
  • Dampak Reputasi: Insiden keamanan yang melibatkan kegagalan kriptografi dapat merusak reputasi perusahaan dan mengurangi kepercayaan pelanggan.

Baca Juga: Broken Access Control: Risiko Keamanan & Cara Menghindarinya

Bagaimana Cryptographic Failures Dapat Terjadi?

Kegagalan kriptografi dapat terjadi melalui berbagai cara, beberapa di antaranya seperti:

1. Pengelolaan Kunci yang Buruk

Kunci kriptografi adalah elemen penting dalam proses enkripsi dan dekripsi. Jika kunci tersebut tidak disimpan dengan aman atau didistribusikan dengan cara yang tidak benar, penyerang dapat dengan mudah mendapatkan akses ke data terenkripsi. Kesalahan umum termasuk menyimpan kunci dalam teks biasa di dalam kode sumber atau file konfigurasi yang mudah diakses.

2. Implementasi yang Salah

Kesalahan dalam implementasi algoritma kriptografi dapat menyebabkan ancaman atau risiko keamanan siber yang signifikan. Contoh kesalahan implementasi termasuk penggunaan padding yang tidak benar dalam enkripsi, yang dapat membuat data terenkripsi lebih mudah ditebak atau dianalisis oleh penyerang.

3. Kurangnya Enkripsi Data Sensitif

Tidak mengenkripsi data sensitif baik saat transit maupun saat disimpan dapat membuka celah besar dalam keamanan aplikasi. Data yang tidak terenkripsi dapat dengan mudah diakses dan dimanipulasi oleh pihak yang tidak berwenang.

4. Penggunaan Algoritma yang Tidak Aman

Algoritma kriptografi yang sudah usang atau memiliki kelemahan yang diketahui dapat dengan mudah dieksploitasi oleh penyerang. Contoh algoritma yang tidak aman termasuk MD5 dan SHA-1, yang telah terbukti rentan terhadap serangan collision.

Baca Juga: Apa Itu Keamanan Siber: Pengertian dan Jenis-jenisnya

Contoh-Contoh Skenario Serangan

Agar Anda bisa lebih memahami apa itu Cryptographic Failures, berikut adalah beberapa contoh skenario serangan yang kami peroleh dari owasp.org:

Skenario #1: Enkripsi Otomatis Database

Sebuah aplikasi mengenkripsi nomor kartu kredit di dalam database menggunakan enkripsi database otomatis. Namun, data ini secara otomatis didekripsi saat diambil, sehingga celah injeksi SQL dapat dimanfaatkan untuk mengambil nomor kartu kredit dalam bentuk teks biasa.

Skenario #2: Kegagalan Penggunaan TLS

Sebuah situs tidak menggunakan atau mengaplikasikan TLS untuk semua halaman, atau mendukung enkripsi yang lemah. Seorang penyerang memantau lalu lintas jaringan (misalnya di jaringan nirkabel yang tidak aman), menurunkan koneksi dari HTTPS ke HTTP, mengambil alih sesi pengguna, dan mencuri cookie sesi pengguna. Penyerang kemudian dapat mengulang-ulang cookie ini dan membajak sesi pengguna yang telah diautentikasi, mengakses atau memodifikasi data pribadi pengguna. Sebagai gantinya, mereka juga bisa mengubah semua data yang ditransmisikan, misalnya penerima transfer uang.

Skenario #3: Hash Kata Sandi yang Tidak Aman

Database kata sandi unsalted atau hash sederhana untuk menyimpan kata sandi semua orang. Sebuah celah unggah file memungkinkan penyerang untuk mengambil database kata sandi. Semua hash yang tidak memiliki salt dapat diekspos dengan rainbow table yang berisi hash yang telah dihitung sebelumnya. Hash yang dihasilkan oleh fungsi hash sederhana atau cepat dapat ditembus oleh GPU, bahkan jika diberi salt sekalipun.

Praktik Terbaik untuk Pencegahan Cryptographic Failures

Cryptographic Failures terjadi ketika mekanisme kriptografi tidak digunakan dengan benar, menyebabkan data menjadi rentan terhadap akses dan modifikasi yang tidak sah. Berikut adalah praktik terbaik untuk mencegah kegagalan kriptografi dan memastikan keamanan data di perusahaan Anda:

1. Pilih Algoritma Kriptografi yang Kuat

Gunakan algoritma enkripsi yang dikenal aman seperti AES (Advanced Encryption Standard) untuk enkripsi simetris, dan RSA atau ECC (Elliptic Curve Cryptography) untuk enkripsi asimetris. Selain itu, hindari algoritma usang yang telah diketahui memiliki kelemahan, seperti DES, MD5, atau SHA-1.

2. Implementasi Enkripsi yang Benar

Gunakan mode enkripsi yang tepat seperti GCM (Galois/Counter Mode) atau CBC (Cipher Block Chaining) dengan padding yang benar untuk menghindari kelemahan enkripsi. Pastikan implementasi algoritma kriptografi diuji dan diverifikasi untuk memastikan tidak ada celah keamanan di dalamnya.

3. Pengelolaan Kunci yang Aman

Gunakan Hardware Security Module (HSM) atau layanan manajemen kunci yang andal untuk menyimpan kunci kriptografi. Selain itu, jangan menyimpan kunci kriptografi dalam teks biasa di kode sumber atau file konfigurasi.

4. Penggunaan Salt dan Pepper untuk Hash

Gunakan salt unik untuk setiap hash kata sandi untuk mencegah serangan rainbow table. Tambahkan pepper (nilai rahasia tambahan) untuk meningkatkan keamanan hash kata sandi.

5.  Enkripsi Data dalam Transit dan Saat Disimpan

Gunakan TLS (Transport Layer Security) untuk mengenkripsi data yang dikirim melalui jaringan untuk mencegah serangan man-in-the-middle. Pastikan data sensitif dienkripsi saat disimpan di disk untuk melindunginya jika terjadi pelanggaran keamanan.

6. Audit dan Pemantauan Keamanan

Lakukan audit keamanan berkala untuk memastikan bahwa mekanisme kriptografi digunakan dengan benar dan tidak ada celah keamanan yang belum terdeteksi. Penetration testing adalah bagian penting dari audit ini. Praktik ini melibatkan simulasi serangan oleh pihak ketiga untuk mengidentifikasi dan memperbaiki kerentanan keamanan sebelum dieksploitasi oleh penyerang nyata.

Pentingnya Penetration Testing dalam Pencegahan Cryptographic Failures

Penetration testing, atau uji penetrasi adalah langkah penting dalam memastikan bahwa semua mekanisme kriptografi bekerja dengan benar dan efektif. Ini adalah proses di mana spesialis keamanan mensimulasikan serangan terhadap sistem Anda untuk mengidentifikasi dan memperbaiki kerentanan sebelum mereka dapat dieksploitasi oleh penyerang yang sebenarnya.

LOGIQUE Digital Indonesia menawarkan jasa penetration testing yang komprehensif untuk membantu perusahaan Anda mengidentifikasi dan memperbaiki kerentanan keamanan. Tim IT Security Specialist kami menggunakan teknik dan alat terbaru untuk mensimulasikan serangan siber yang nyata, memberikan Anda wawasan mendalam tentang keamanan sistem Anda.

Dengan menggunakan layanan penetration testing dari LOGIQUE Digital Indonesia, Anda dapat memastikan bahwa sistem kriptografi Anda aman dan terlindungi dari ancaman yang terus berkembang. Segera hubungi kami untuk konsultasi dan jadwalkan penetration testing untuk meningkatkan keamanan aplikasi dan data Anda!

Related Posts