Dalam dunia kerja, tidak semua orang bekerja dengan jam kerja standar dari pukul 9 pagi hingga 5 sore. Ada banyak sektor pekerjaan yang menggunakan sistem shift kerja untuk mengoptimalkan produksi dan layanan yang mereka berikan.
Shift kerja adalah suatu pergeseran atau penetapan jam kerja dari jam kerja standar, yang terjadi satu kali dalam 24 jam. Pekerja yang bekerja dengan sistem shift memiliki kewajiban untuk bekerja pada waktu yang telah ditentukan, seperti shift pagi, shift malam, atau shift bergilir.
Namun, agar perusahaan dapat mengatur shift kerja dengan efektif, ada beberapa jenis dan regulasi yang perlu dipahami. Dalam artikel ini, kita akan membahas jenis-jenis shift kerja, regulasi yang berlaku, serta tips untuk mengelola shift kerja dengan baik.
Table of Contents
Jenis-jenis Shift Kerja
Shift Pagi-Siang
Shift pagi-siang adalah jenis shift kerja yang paling umum. Pada shift ini, karyawan biasanya mulai bekerja pada pukul 8 pagi dan berakhir pada pukul 3 sore. Waktu kerja dapat berlaku selama seminggu penuh atau hanya pada hari Senin hingga Jumat. Shift pagi-siang biasanya diterapkan di berbagai sektor pekerjaan, terutama di perusahaan yang tidak membutuhkan layanan 24 jam.
Shift Malam
Shift malam diterapkan oleh perusahaan yang memiliki kegiatan operasional selama 24 jam. Pada shift ini, karyawan mulai bekerja pada pukul 8 malam dan berakhir pada pukul 3 pagi atau 11 malam hingga 7 pagi. Contoh perusahaan yang menggunakan shift malam adalah rumah sakit, media massa, kepolisian, call center, dan pemadam kebakaran.
Beberapa perusahaan besar menerapkan shift malam yang bersifat rotating, di mana karyawan akan bekerja pada shift siang setelah beberapa periode waktu bekerja pada shift malam. Meskipun shift malam memberikan fleksibilitas bagi karyawan yang memiliki aktivitas lain pada siang hari, seperti menjalankan usaha pribadi atau melakukan studi, hal ini juga dapat menyebabkan masalah kesehatan, seperti gangguan tidur dan kelelahan fisik dan mental.
Baca Juga: Kerja Shift: Mengenal Kerja 2 Shift & Cara Dokodemo-Kerja Mengoptimalkannya
Shift Panjang (Long Shift)
Shift panjang adalah penambahan waktu dari shift kerja standar. Pada shift ini, karyawan bekerja selama 10 jam dalam satu hari dengan 1 jam istirahat. Shift panjang biasanya dilakukan untuk mengejar target produksi jangka panjang. Perhitungan upah untuk shift panjang dihitung dengan menggunakan perhitungan upah lembur.
Lantas bagimana cara perhitungan upah shift panjang? Jika perusahaan menerapkan jenis shift kerja ini, maka perhitungan upahnya berbeda dengan jenis shift lainnya. Dalam segi waktu, long shift diterapkan selama 5 hari kerja dalam satu minggu dengan kelebihan jam kerja selama 2 jam dalam satu hari. Menurut perhitungan upah lembur, maka dapat perhitungannya menjadi seperti berikut ini (3.5×1/173) x upah bulanan.
Shift Fleksibel
Shift fleksibel memungkinkan karyawan untuk mengatur jam kerja mereka sendiri. Sistem ini banyak digunakan di perusahaan modern, terutama startup. Pada shift fleksibel, karyawan memiliki kebebasan untuk memilih jam kerja mereka sendiri, seperti memulai kerja lebih awal atau lebih lambat dari jam kerja standar.
Namun, ada syarat jumlah jam kerja per hari atau per minggu yang harus dipenuhi oleh karyawan. Beberapa perusahaan juga memberikan kebebasan kepada karyawan untuk pulang apabila mereka telah menyelesaikan pekerjaan mereka, tanpa syarat jumlah jam kerja per hari.
Remote Working dan Work from Home
Selain jenis-jenis shift kerja di atas, ada juga bentuk lain dari shift kerja yang semakin populer, terutama sejak pandemi melanda, yaitu remote working atau work from home (WFH). Banyak perusahaan yang memperbolehkan karyawan untuk bekerja dari rumah atau tempat lain yang nyaman.
Hal ini memberikan fleksibilitas kepada karyawan untuk mengatur waktu kerja mereka sendiri dan menjaga keseimbangan antara pekerjaan dan kehidupan pribadi.
Untuk mengoptimalkan sistem kerja remote, Dokodemo-Kerja dari LOGIQUE, yaitu aplikasi monitoring karyawan online yang mendukung penerapan sistem kerja remote tersebut.
Baca Juga: Dokodemo Kerja : Aplikasi Absensi Karyawan untuk WFH & Kerja Remote
Regulasi Shift Kerja di Indonesia
Shift kerja diatur dalam Undang-Undang No. 13 tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan di Indonesia. Pasal 77 hingga pasal 85 dalam undang-undang tersebut mengatur tentang pekerjaan dengan sistem shift dan regulasi yang berlaku.
Berdasarkan undang-undang tersebut, perusahaan diizinkan untuk menerapkan 3 shift per hari dengan waktu kerja maksimal 8 jam per shift. Namun, jumlah jam kerja kumulatif tiap karyawan tidak boleh melebihi 40 jam per minggu. Jika karyawan bekerja lebih dari waktu yang ditentukan, maka akan dianggap sebagai kerja lembur.
Perusahaan juga diwajibkan untuk menyertakan shift kerja yang telah disetujui bersama dalam perjanjian tertulis, seperti surat perjanjian kerja (PK), peraturan perusahaan (PP), atau peraturan kerja bersama (PKB). Undang-undang juga mengatur tentang jam istirahat, di mana karyawan harus diberikan setidaknya setengah jam istirahat setelah bekerja selama 4 jam terus menerus, dan waktu istirahat tersebut tidak termasuk dalam jam kerja.
Selain regulasi umum untuk shift kerja, terdapat juga aturan khusus terkait shift kerja bagi perempuan. Menurut Pasal 76 Undang-Undang No. 13 tahun 2003, pekerja perempuan yang berumur kurang dari 18 tahun dan sedang dalam keadaan hamil dilarang dipekerjakan antara pukul 11 malam hingga pukul 7 pagi. Perusahaan juga diwajibkan untuk memberikan asupan bergizi, menjaga kesusilaan, dan keamanan selama di tempat kerja. Selain itu, perusahaan harus menyediakan angkutan antar jemput bagi pekerja perempuan yang bekerja pada shift malam.
Manfaat dan Tantangan Shift Kerja
Shift kerja memberikan manfaat dan tantangan bagi perusahaan dan karyawan. Manfaat dari shift kerja antara lain:
- Fleksibilitas waktu kerja: Shift kerja memungkinkan perusahaan untuk beroperasi selama 24 jam, sehingga dapat memberikan layanan yang lebih baik kepada pelanggan.
- Produktivitas yang lebih tinggi: Dengan shift kerja, perusahaan dapat memaksimalkan produksi dan layanan yang disediakan dengan memanfaatkan waktu yang efisien.
- Keseimbangan antara pekerjaan dan kehidupan pribadi: Shift kerja memberikan fleksibilitas kepada karyawan untuk mengatur waktu kerja mereka sendiri, sehingga dapat menjaga keseimbangan antara pekerjaan dan kehidupan pribadi.
Namun, shift kerja juga memiliki tantangan, antara lain:
- Gangguan tidur dan kesehatan: Shift kerja terutama pada shift malam dapat mengganggu pola tidur dan kesehatan karyawan. Kurang tidur dapat menyebabkan masalah kesehatan fisik dan mental.
- Tantangan sosial: Karyawan dengan shift kerja mungkin menghadapi tantangan sosial, seperti kesulitan menjalin hubungan dengan keluarga dan teman-teman karena jadwal kerja yang tidak konvensional.
- Kesenjangan upah: Karyawan dengan shift malam atau shift panjang sering kali mendapatkan tambahan upah lembur, namun masih ada kesenjangan upah antara shift kerja dan jam kerja standar.
Baca Juga: Fitur Baru Dokodemo-Kerja 2.1.3: Pengelolaan Keterlambatan, Cuti, & Absensi yang Mudah
Tips Mengelola Shift Kerja dengan Efektif
Untuk mengelola shift kerja dengan efektif, perusahaan perlu memperhatikan beberapa hal berikut ini:
- Komunikasi yang baik: Pastikan ada komunikasi yang baik antara manajemen dan karyawan mengenai jadwal shift kerja, peraturan, dan harapan yang harus dipenuhi.
- Pengaturan jadwal yang adil: Pastikan pengaturan jadwal shift kerja adil dan tidak memberikan beban yang berlebihan kepada karyawan. Berikan kesempatan kepada karyawan untuk memberikan masukan mengenai preferensi mereka terkait shift kerja.
- Pemenuhan hak-hak karyawan: Pastikan perusahaan mematuhi regulasi terkait shift kerja, seperti memberikan waktu istirahat yang cukup dan memenuhi hak-hak karyawan perempuan yang bekerja pada shift malam.
- Pengaturan istirahat yang memadai: Pastikan ada fasilitas istirahat yang memadai bagi karyawan yang bekerja pada shift malam. Ruang istirahat yang nyaman dan fasilitas makanan dan minuman yang tersedia dapat membantu karyawan mengatasi rasa lelah dan menjaga kesehatan mereka.
- Pengelolaan kesehatan dan keamanan: Perusahaan perlu memperhatikan kesehatan dan keamanan karyawan yang bekerja pada shift malam. Pastikan ada kebijakan dan prosedur yang memadai untuk mengatasi masalah kesehatan dan keamanan yang mungkin timbul.
- Pengembangan keterampilan karyawan: Perusahaan dapat memberikan pelatihan dan pengembangan keterampilan kepada karyawan yang bekerja pada shift kerja. Hal ini dapat membantu meningkatkan produktivitas dan kualitas kerja karyawan.
- Penghargaan dan insentif: Berikan penghargaan dan insentif kepada karyawan yang bekerja pada shift kerja, seperti tunjangan shift malam atau bonus kinerja. Hal ini dapat meningkatkan motivasi dan loyalitas karyawan.
Dengan mengelola shift kerja dengan baik, perusahaan dapat memanfaatkan potensi karyawan secara optimal dan meningkatkan produktivitas serta kepuasan karyawan.