Content pruning adalah sebuah teknik terkait penghapusan konten usang / konten dengan kinerja rendah dari sebuah halaman untuk meningkatkan kinerja SEO secara umum. Jika Anda memiliki website dengan halaman blog di dalamnya, maka content pruning menjadi strategi SEO yang perlu Anda lakukan.
Menambah dan memposting konten baru di halaman web secara rutin memang akan memberi pengaruh positif bagi performa website Anda di halaman mesin pencari. Namun perlu Anda ingat, bahwa seiring dengan berjalannya waktu akan ada beberapa artikel di website Anda yang menjadi usang dan tidak relevan dengan kondisi saat ini.
Di sisi lain, Google sebagai search engine terbesar saat ini akan terus memprioritaskan konten yang berguna bagi user. Konten lama yang sudah usang dan Anda diamkan di dalam web dapat memberikan pengaruh buruk pada halaman web sehingga mengakibatkan penurunan peringkat di halaman mesin pencari. Itulah sebabnya mengapa Anda harus melakukan content pruning untuk memastikan bahwa seluruh konten yang disediakan pada halaman website memiliki kualitas yang baik.
Jika Anda masih asing dengan teknik content pruning ini, berikut kami sediakan penjelasannya untuk Anda.
Table of Contents
Pengertian Content Pruning
Content pruning adalah teknik SEO yang melibatkan penghapusan konten usang atau konten berkinerja rendah dari halaman website untuk meningkatkan kinerja SEO secara keseluruhan.
Perlu Anda ketahui, bahwa konsep content pruning ini hampir sama dengan pemangkasan yang dilakukan pada pepohonan. Dengan melakukan pemangkasan secara rutin pada cabang atau daun yang mati, maka Anda akan merangsang pertumbuhan dahan baru yang jauh lebih sehat dan masih produktif. Sama dengan pemangkasan konten yang dilakukan pada teknik content pruning. Dengan memangkas bobot konten yang tidak bekerja lagi, maka website dapat memperoleh performa yang jauh lebih baik.
Ketika Anda berencana untuk melakukan pemangkasan pada konten usang, Anda perlu memperhatikan bahwa tidak semua konten lama memberikan pengaruh buruk pada website. Jika konten tersebut masih relevan dan masih bisa membawa banyak traffic, maka Anda dapat mempertahankan artikel tersebut.
Beberapa jenis konten yang biasanya dipangkas seperti:
- Konten dengan informasi yang sudah usang
- Halaman yang tidak lagi mendapatkan traffic atau engagement
- Halaman dengan konten duplikat
- Thin content atau konten yang tidak berguna bagi users
Mengapa Content Pruning Penting untuk Dilakukan?
Ada beberapa alasan yang menyebabkan Anda perlu rutin melakukan pemangkasan konten. Berikut beberapa diantaranya:
1. Meningkatkan kualitas website
Google selalu lebih menghargai konten yang berkualitas. Oleh karena itu, content pruning perlu dilakukan untuk menghapus konten-konten lama yang sudah usang, tidak relevan, dan tidak memiliki value lagi.
Pemangkasan tersebut dapat menghilangkan risiko users membuka halaman berkualitas rendah yang dapat meninggalkan kesan negatif terhadap perusahaan Anda. Menghapus konten situs web yang berkualitas buruk juga dapat membuat Google menilai bahwa web Anda memiliki kualitas yang baik sehingga berpengaruh positif pada peringkat web di mesin pencari.
2. Meningkatkan user experience
Salah satu alasan utama mengapa pemangkasan konten perlu dilakukan adalah untuk menciptakan user experience yang lebih baik. Dengan rutin melakukan pemangkasan konten usang, Anda dapat mengarahkan users untuk dapat mengakses informasi terbaru dan akurat. Hal tersebut dapat membantu Anda dalam menciptakan user experience yang lebih baik karena konten yang disediakan sesuai dengan kebutuhan users.
3. Penggunaan crawl budget yang lebih baik
Setiap harinya, bot Google hanya dapat merayapi sejumlah halaman pada situs web Anda (Crawl Budget). Dengan menghapus “bobot mati”, Anda dapat membantu bot Google untuk mengindeks lebih banyak konten yang berkualitas dan berpengaruh positif untuk kinerja SEO situs web Anda.
Seberapa Sering Content Pruning Harus Dilakukan?
Content pruning penting untuk yang dilakukan secara rutin karena dapat mendorong Anda untuk melakukan analisis dan audit secara lebih mendalam. Dari hasil analisis tersebut, Anda akan memperoleh beragam insight yang menarik dan berguna bagi pemasaran konten di halaman web Anda. Beberapa informasi yang akan Anda peroleh seperti:
- Mendapat informasi mengenai konten apa saja yang sesuai dengan target audiens Anda.
- Anda dapat memahami jenis konten yang memiliki value bagi users.
- Mengetahui jenis konten yang tidak diminati oleh users.
Content pruning sebaiknya dilakukan secara berkala dan berkelanjutan oleh semua website baik itu web berskala besar ataupun kecil. Seberapa sering pemangkasan perlu dilakukan tergantung pada jumlah konten yang Anda miliki.
Beberapa pakar menyarankan agar Anda melakukan pemangkasan setiap 6 bulan sekali untuk situs website yang memiliki sekitar 1000 halaman. Sedangkan web yang lebih besar dapat melakukan pemangkasan setiap 3 bulan sekali. Anda tentu dapat menyesuaikan saran tersebut agar sesuai dengan kebutuhan website Anda saat ini.
Baca Juga: Tips Mencari Jasa SEO Terbaik yang Benar-benar Membantu Bisnis Anda
Bagaimana Cara Melakukan Content Pruning?
1. Inventarisasi dan audit konten
Hal pertama yang perlu Anda lakukan adalah membuat daftar konten website. Daftar tersebut harus berisi informasi lengkap seperti link URL, tanggal publikasi, serta nama penulis artikel.
Setelah itu, identifikasi kembali apa yang menjadi tujuan dari konten tersebut. Apakah untuk mengarahkan traffic ke halaman layanan? atau untuk menginformasikan produk perusahaan? Informasi ini perlu Anda cari tahu karena Anda akan membutuhkannya ketika memutuskan apakah harus melakukan pemangkasan atau hanya perbaikan konten.
Langkah selanjutnya, gunakan SEO tools seperti Google Search Console, Ahrefs, atau tools yang lain untuk mengaudit performa konten selama 12 bulan terakhir. Melalui tools tersebut, kumpulkan data-data penting yang berhubungan dengan performa konten seperti:
- berapa jumlah kunjungan dan konversi secara keseluruhan dari pencarian organik
- jumlah click-through rate dari social media
- jumlah backlinks berkualitas yang diperoleh
- duplikasi konten, dan lain-lain
Selain itu, Anda juga dapat memeriksa apakah konten tersebut menggunakan jumlah kata yang rendah serta berisi informasi yang sudah tidak relevan. Setelah data-data tersebut Anda peroleh, Anda dapat mengidentifikasi konten atau artikel mana saja yang memiliki kinerja rendah.
2. Tentukan batasan nilai untuk pemangkasan
Setelah mendapat daftar konten dengan informasi yang lengkap, maka langkah selanjutnya adalah memilih konten mana saja yang perlu untuk dipangkas. Salah satu cara termudah untuk menentukannya adalah dengan membuat skor standar sebagai batasan nilai. Jadi, jika ada konten yang memiliki performa di bawah skor tersebut, maka Anda dapat memutuskan untuk menghapus atau memperbaiki konten tersebut.
Sebagai contoh, jika tujuan pembuatan konten adalah untuk mengarahkan traffic ke halaman layanan, Anda dapat melihat berapa rata-rata click-through rate (CTR) secara keseluruhan. Jika rata-rata semua konten memiliki click-through rate sebesar 3%, maka Anda dapat membuat skor standar sebesar 2.5% atau lebih rendah.
Perlu Anda perhatikan, bahwa untuk content pruning tahap awal ini sebaiknya Anda tidak terlalu ketat ketika melakukan pemangkasan.
3. Buat keputusan untuk memangkas atau memperbaiki konten
Anda memiliki dua pilihan yang dapat Anda terapkan pada konten-konten yang sudah lama yaitu memangkas atau memperbaikinya. Sebagai contoh, Anda memiliki sebuah artikel dengan performa CTR di bawah skor standar yaitu sebesar 2%.
Untuk menentukan apakah artikel tersebut harus dipangkas atau diperbaiki, Anda harus menganalisis kembali data-data lain yang sudah Anda kumpulkan seperti berapa jumlah kata yang dipergunakan, kelengkapan informasi konten, dan lain-lain. Dari data tersebut Anda akan memperoleh insight yang bisa memberikan penjelasan mengapa artikel tersebut tidak dapat memberikan performa yang baik.
Jika dari hasil analisis tersebut diketahui bahwa artikel tersebut masih relevan dan masih bisa diselamatkan, maka Anda dapat menyimpan konten tersebut. Perbaiki kualitas konten agar performanya menjadi semakin baik. Namun jika diketahui bahwa konten tersebut ternyata tidak bisa diselamatkan, maka tidak masalah jika memang Anda harus menghapusnya dari halaman website.
4. Mengevaluasi hasil content pruning
Seperti strategi SEO yang lain, Anda perlu melacak hasil content pruning yang sudah Anda lakukan sebelumnya.
Anda dapat mengevaluasi performa web berdasarkan metrik yang sama seperti yang Anda gunakan ketika melakukan content pruning. Jika Anda mengukur berdasarkan CTR untuk memilih konten yang akan dipangkas, maka lihatlah kembali apakah ada perubahan skor CTR rata-rata setelah pemangkasan dilakukan.
Selain itu, salah satu tujuan utama dari content pruning adalah untuk Search Engine Optimization (SEO). Jadi, perhatikan juga metrik web traffic, peringkat, dan konversi web Anda secara keseluruhan.
Baca Juga: Apakah Benar Konten adalah Raja dalam SEO ?
Kesimpulan
Google selalu ingin memberikan yang terbaik bagi para penggunannya. Oleh karena itu, Google selalu memprioritaskan website-website yang memiliki konten berkualitas serta berguna bagi para users ketika memberikan peringkat di halaman mesin pencari.
Jadi, content pruning ini bisa menjadi salah satu strategi SEO yang perlu Anda lakukan agar website Anda memperoleh visibilitas yang lebih baik di halaman mesin pencari. Di sisi lain, Anda juga harus terus menyediakan konten-konten baru di halaman web Anda.
Selain itu, agar website dapat menduduki peringkat tertinggi, Anda juga perlu menerapkan berbagai strategi SEO yang lain mulai dari on page SEO, off page SEO, dan technical SEO. Jika Anda membutuhkan bantuan untuk melakukannya, jangan ragu untuk menghubungi LOGIQUE.
LOGIQUE Digital Indonesia memiliki tim SEO berpengalaman yang mampu meningkatkan performa website secara keseluruhan. Dengan jasa SEO dari LOGIQUE, Anda dapat memenangkan persaingan bisnis di era digital ini. Silakan hubungi kami atau klik Layanan SEO LOGIQUE untuk informasi lebih lanjut.