Social Media Trend 2020: Live Streaming Meningkat Saat Wabah Covid-19

Artikel kali ini, kami akan mengulas digital report dan social media trend 2020. Seperti yang sudah Anda ketahui, sekarang kita sudah mendekati akhir tahun 2020. Informasi ini akan membantu Anda memahami apa saja yang sudah terjadi selama tahun ini.

Selain itu Anda juga dapat mengetahui bagaimana dampak pandemi Covid-19 terhadap penggunaan social media. Pandemi yang sedang terjadi saat ini, mempengaruhi kebiasaan orang-orang dalam menggunakan platform digital. Sebagai contoh, saat ini mulai banyak perusahaan yang memberlakukan sistem kerja remote karena kebijakan Work From Home dan tidak menutup kemungkinan jika perusahaan akan terus menerapkan sistem ini meskipun pandemi sudah berakhir.

Sebelum wabah ini ada, pengguna memang sudah cukup dekat dengan platform digital. Mereka menggunakannya untuk melakukan berbagai hal seperti belajar, bekerja, berbelanja, dan masih banyak lagi. Namun ketika wabah ini ada, orang-orang di seluruh penjuru dunia harus mengikuti himbauan pemerintah untuk berada di rumah. Akibatnya, semakin banyak orang yang melakukan berbagai aktivitas menggunakan platform digital. 

Informasi yang kami sampaikan ini berdasarkan data yang dilaporkan oleh GlobalWebIndex.com dan Hootsuite.com. Sebelum Anda mengetahui social media trend 2020, berikut kami sajikan data mengenai penggunaan internet di tahun 2020 secara global.

Penggunaan Social Media Secara Global 

Jumlah pengguna internet sampai bulan Oktober 2020 adalah sekitar 4.66 miliar. Jika dibandingkan dengan  satu tahun sebelumnya, pengguna internet mengalami kenaikan sebesar 7.4 %. Dari total pengguna internet tersebut, diketahui bahwa 4.14 miliar adalah pengguna aktif social media. Rata-rata waktu yang dipergunakan oleh pengguna untuk membuka social media adalah 2 jam 29 menit dan hampir seluruh pengguna lebih memilih untuk menggunakan perangkat mobile ketika mengaksesnya. 

Di tahun ini, platform yang berfungsi sebagai media komunikasi ketika bekerja juga banyak dipergunakan. Contohnya adalah collaboration tools ( seperti Slack ) yang digunakan sekitar 73 % pengguna. Aplikasi video call juga banyak digunakan yaitu sekitar 71 %. 

Mulai dari Bulan Januari sampai dengan Bulan Juni 2020, TikTok menjadi social media populer yang paling sering digunakan. Namun memasuki Bulan Juli sampai dengan September, Tinder menjadi aplikasi yang paling banyak digunakan oleh user. 

Social Media Trend 2020

  1. Social media banyak digunakan untuk mencari informasi atau berita

Hootsuite menginformasikan bahwa penggunaan social media pada tahun 2020 mengalami peningkatan sebesar 12.3 % atau bertambah sekitar 453 juta pengguna. Social media juga masih banyak digunakan untuk bisa terus terhubung dengan rekan atau keluarga. Namun selama masa pandemi ini, salah satu motivasi utama users untuk menggunakan Social Media adalah untuk bisa up-to-date dengan informasi terkini. Bahkan di bulan April, Gen Z yang pada awalnya menggunakan social media untuk tujuan yang bervariasi juga mulai menggunakannya untuk mengikuti berita terbaru seputar wabah.

Salah satu masalah yang muncul dari penggunaan social media sebagai sumber informasi adalah adanya “trust issue”. Dari 47% pengguna social media yang menggunakannya untuk pembaruan berita, diketahui hanya 14% saja yang menganggapnya sebagai sumber terpercaya. Di sisi lain, orang-orang masih lebih mempercayai pembaruan berita dari organisasi kesehatan meskipun jumlah pengunjung atau penggunanya jauh lebih sedikit dari social media yaitu sekitar 29 %.

Salah satu penyebab munculnya social media trend 2020 ini adalah karena pengguna yang ingin ikut terlibat atau berdiskusi seputar informasi tersebut. Bahkan, para pengguna social juga menggunakannya sebagai sarana untuk memerangi “infodemic” secara bersama. 

  2. Social media sebagai media hiburan

Sebelum wabah Covid-19 muncul, sebenarnya sudah banyak yang menggunakan social media sebagai platform untuk mencari hiburan. Itulah sebabnya mengapa banyak orang berlomba-lomba membuat konten yang menarik dan menghibur agar dapat viral di dunia maya. Namun semenjak wabah ini ada, kebutuhan akan hiburan menjadi semakin besar karena orang-orang memiliki lebih banyak waktu luang di rumah. Itulah sebabnya mengapa konten lucu menjadi salah satu kategori yang paling banyak dibagikan saat ini.

social media trend
Sumber: pixabay.com/@konkarampelas

Salah satu social media trend 2020 yang dapat dilihat adalah semakin banyaknya penggunaan aplikasi TikTok. TikTok merupakan platform yang memungkinkan penggunanya untuk berbagai video kreatif berdurasi pendek. Pengguna dapat melihat berbagai konten menghibur di dalam social media ini seperti video lucu dan memes. 

Pada Bulan April sampai Juni, TikTok menjadi social media populer yang banyak digunakan orang. Namun ketika memasuki quarter keempat yaitu sekitar bulan Juli sampai September, Tinder menjadi social media yang lebih sering digunakan daripada TikTok.

Baca Juga: Google Ads Vs Facebook Ads: Iklan Digital Mana yang Harus Digunakan ?

  3. Lebih banyak pengguna berusia muda yang menggunakan social media

Sebelum wabah ini ada, pengguna berusia muda memang sudah menjadi kelompok yang paling antusias dalam menggunakan social media. Namun jumlah pengguna berusia muda menjadi semakin bertambah dengan adanya wabah ini.

Seperti yang sudah kita ketahui, selama masa Pandemi Covid-19, banyak sekolah dan universitas yang ditutup sementara. Hal ini membuat murid atau mahasiswa menjadi kesulitan untuk bersosialisasi dengan teman-teman sebayanya. 

Lock down dan penerapan physical distancing yang berjalan lama juga membuat perasaan kesepian muncul. Itulah sebabnya mengapa banyak pengguna berusia muda yang beralih menggunakan social media untuk bisa tetap terhubung dengan teman-temannya. Dari penggunaan social media ini, sebanyak 65 % generasi Z dan 61 % generasi Milenial merasa lebih terbantu untuk mengatasi rasa kesepian.

Selain itu, social media juga membantu mempertahankan rasa kebersamaan ketika kondisi tidak memungkinkan untuk saling bertemu secara fisik. Diketahui bahwa sekitar 44 % pengguna di 20 negara menghabiskan lebih banyak waktu untuk menggunakan messaging services. Pandemi menciptakan lebih banyak rasa solidaritas di social media. Mereka menggunakan Facebook Groups atau Whatsapp Group sebagai media untuk berbagi informasi, pengetahuan, dan saran seputar pandemi.  

  4. Aktivitas live streaming lebih banyak dilakukan

Live streaming menjadi social media trend 2020. Sejak diberlakukannya sistem lockdown, banyak event, seminar, atau pertunjukan yang diadakan secara virtual. Akibatnya pengguna live streaming mengalami peningkatkan. Biasanya acara virtual tersebut akan diadakan di beberapa jenis media social seperti Facebook Live, Instagram Live, Youtube, Zoom, atau Twitch.

Berdasarkan data Hootsuite, pada kuartal kedua yaitu sekitar Bulan April diketahui pengguna yang menghabiskan waktunya untuk menonton acara live streaming adalah sekitar 57 %. Sedangkan pendengar podcast adalah sekitar 14 %. Kemudian, kuartal ketiga yaitu Bulan Juli, penonton live streaming adalah sekitar 54 %, dengan pendengar podcast yaitu 15 %.

social media trend
Sumber: pexels.com/@inforexplore

Separuh dari pengguna live streaming setuju bahwa interaksi yang dilakukan secara virtual tetap memiliki nilai yang sama dengan interaksi face to face. Pengguna mengatakan, mereka ingin menghadiri online event untuk melihat performer favorit mereka dengan kualitas High Definition Video serta tanpa iklan. Selain itu, sebanyak 23 % pengguna juga mengatakan bahwa mereka akan terus melakukan aktivitas menonton live streaming meskipun pandemi Covid-19 sudah berakhir. 

Hal tersebut dapat menjadi gambaran bahwa acara virtual akan tetap memiliki peminat di masa depan. Kemungkinan besar, social media seperti Youtube, Instagram, Facebook, Zoom atau yang lain juga akan terus mengoptimalkan fitur live streaming mereka untuk menarik minat pengguna. 

  5. Social Media Ads meningkatkan engagement

Social media trend 2020 yang selanjutnya adalah pengaruh social media ads yang dapat meningkatkan engagement dengan pelanggannya. Saat ini sudah semakin banyak bisnis yang beriklan di social media seperti menggunakan Facebook Ads, Instagram Ads, atau yang lain. Meskipun engagement meningkat, namun perlu Anda ketahui bahwa Social Media Ads tidak langsung akan meningkatkan konversi atau penjualan.

Pada dasarnya perusahaan atau bisnis menggunakan social media untuk beberapa alasan, yaitu :

  • Berbagi informasi general (58.5%)
  • Berkomunikasi secara langsung dengan pelanggan (57.8%)
  • Berbagi pesan pemasaran (53.4%)
  • Membaca berita industri (44.7%)
  • Mengikuti akun social media perusahaan yang lain (44.0%)
  • Untuk melakukan penjualan (37.7%)
  • Alasan lain (11.8%)

Sedang menurut penelitian yang dilakukan oleh GlobalWebIndex.com, pelanggan menemukan sebuah produk baru dengan beberapa cara yaitu : 

  • iklan di social media
  • iklan di TV
  • acara TV 
  • iklan di website
  • rekomendasi di social media
  • word of mouth
  • online retail website
  • search engine

Pengguna Indonesia sendiri sebanyak 64 % akan menggunakan social media ketika mencari informasi mengenai sebuah produk. Karena selama masa pandemi ini pengguna lebih banyak aktif di media sosialnya, maka Social Media Ads yang dijalankan oleh bisnis dapat mendapatkan engagement yang cukup tinggi.

Social commerce atau aktivitas menjual produk di social media memang memiliki potensi yang cukup baik. Namun untuk mendapatkan kesuksesan, maka perusahaan harus memahami audiensnya terlebih dahulu karena masing-masing platform social media memiliki image yang berbeda-beda. Sebagai contoh TikTok dipergunakan untuk menampilkan produk dengan kesan muda, Twitter untuk menghasilkan kesan eksklusif, Instagram memiliki kesan trendy, dan Facebook untuk menampilkan kesan smart.

Baca Juga: Pentingnya Digital Marketing Selama Pandemi (Contoh Strategi)

Gambaran Mengenai Audiens dari Social Media Ads

Berikut data yang diperoleh dari Hootsuite pada kuartal keempat yaitu sekitar bulan Oktober 2020.

Facebook

  • Jumlah pengguna Facebook yang dapat dijangkau dengan iklan adalah sekitar 2.14 milyar.
  • Jumlah pengguna berusia 13 + yang dapat dijangkau adalah 35%.
  • Persentase audiens perempuan adalah 43% sedangkan audiens laki-laki adalah 57%.

Instagram

  • Jumlah pengguna Instagram yang dapat dijangkau dengan iklan adalah sekitar 1.16 milyar.
  • Jumlah pengguna berusia 13 + yang dapat dijangkau adalah 19 %.
  • Persentase audiens perempuan adalah 51% sedangkan audiens laki-laki adalah 49%.

Twitter

  • Jumlah pengguna Twitter yang dapat dijangkau dengan iklan adalah sekitar 353 milyar.
  • Jumlah pengguna berusia 13 + yang dapat dijangkau adalah 5.8%.
  • Persentase audiens perempuan adalah 30 %sedangkan audiens laki-laki adalah 70%.

Kesimpulan

Itu dia penjelasan yang dapat kami sampaikan mengenai social media trend 2020. Wabah telah membawa berbagai perubahan dalam penggunaan social media. Selain digunakan untuk menghibur pengguna selama masa lockdown, social media juga dapat dipergunakan untuk menjual produk dan jasa.

Setiap platform social media memang memiliki karakter masing-masing. Itulah sebabnya mengapa bisnis atau perusahaan perlu cermat ketika memilih platform yang akan dipergunakan sebagai media pemasaran. 

Jika di tahun 2021 mendatang, Anda ingin lebih sukses dalam menjangkau pelanggan di Social Media ataupun di search engine machine, LOGIQUE siap membantu Anda. Kami akan membantu mengelola strategi pemasaran digital untuk Anda. Tertarik untuk mengembangkan bisnis di era digital ? Segera hubungi LOGIQUE!

Feradhita NKD
Feradhita NKD

https://www.logique.co.id/blog/author/feradhita/

Hai! Saya adalah content writer berpengalaman dengan minat mendalam di dunia teknologi. Saya senang menjelajahi tren terbaru di dunia IT, pentest, keamanan siber, dan menerjemahkan informasi teknis menjadi tulisan yang menarik. Dengan fokus pada kebutuhan audiens dan penggunaan bahasa sederhana, saya berusaha menyajikan informasi kompleks dengan cara yang mudah dipahami.

Related Posts