Page Experience Signal : Apa & Bagaimana Cara Mengoptimalkannya ?

Sumber: pixabay.com/@mohammed_hassan

Pada bulan Mei 2020, Google telah mengumumkan bahwa page experience signal akan menjadi salah satu faktor yang mempengaruhi peringkat website di Google Search. Pembaruan algoritma ini diinformasikan akan diluncurkan pada tahun 2021.

Jika saat ini Anda sedang mengelola sebuah website, Anda tentu perlu memahami apa yang dimaksud dengan Google Page Experience agar pembaruan algoritma tidak membawa pengaruh buruk pada peringkat website Anda.

Apa itu Page Experience Signal ?

Page experience signal adalah sekumpulan sinyal yang dipergunakan untuk mengukur bagaimana users menilai pengalamannya ketika mereka berinteraksi dengan sebuah halaman website di luar dari informasi yang disediakan oleh web tersebut.

Google telah melakukan studi internal dan melihat bahwa pengguna lebih menyukai situs website yang dapat memberikan user experience yang bagus. Meskipun demikian, Google tetap berupaya untuk memberikan peringkat kepada website yang memiliki konten informasi terbaik meskipun user experience yang disediakan pada web tersebut masih di bawah standar. 

Google sendiri telah memberikan panduan kepada para pemilik website mengenai sinyal-sinyal apa saja yang dapat berpengaruh pada user experience halaman website. Sinyal tersebut adalah :

1. Core Web Vitals

Menurut Google, secara keseluruhan terdapat beberapa sinyal yang akan berpengaruh pada web experience yaitu loading performance, interactivity, dan visual stability. Core web vitals ini terdiri dari beberapa metrik yang harus diperhatikan :

Largest Contentful Paint (LCP)

LCP dipergunakan untuk mengukur loading performance. Untuk memberikan pengalaman pengguna yang baik, situs website harus berusaha agar Largest Contentful Paint muncul dalam 2,5 detik sejak halaman mulai dimuat. 

First Input Delay (FID)

FID adalah metrik yang dipergunakan untuk mengukur waktu ketika pengguna pertama kali berinteraksi dengan halaman ( mengklik link, menekan tombol, atau yang lain ) sampai web memberikan tanggapan terhadap interaksi tersebut. Untuk memberikan pengalaman pengguna yang baik, halaman website harus memiliki FID kurang dari 100 milidetik. 

Cumulative Layout Shift (CLS)

CLS dipergunakan untuk mengukur stabilitas visual. CLS akan melihat apakah sebuah website memiliki pergerakan tidak terduga yang berpotensi mengganggu interaksi pengguna. Untuk memberikan pengalaman pengguna yang baik, halaman harus mempertahankan CLS kurang dari 0,1. 

Anda dapat menggunakan beberapa tools untuk mengukur masing-masing skor yang didapat pada 3 metrik di atas seperti Page Speed Insight, Search Console, atau web core vital tools yang lain.  

2. Mobile-friendly

Karena banyaknya users yang menggunakan perangkat mobile untuk mengakses halaman website, maka situs website harus ramah seluler. 

3. Safe-browsing

Google tidak ingin merekomendasikan situs web berbahaya untuk penggunanya. Jadi, situs website tidak boleh berisi konten berbahaya seperti malware atau konten yang berkaitan dengan social engineering.

4. HTTPS

Situs web harus menggunakan protokol HTTPS untuk melindungi integritas dan kerahasiaan antara situs dan komputer pengguna. 

5. No intrusive interstitials

Konten penting yang disajikan pada situs web harus mudah diakses oleh pengguna tanpa interstitials seperti iklan popup yang mengganggu. 

Baca Juga: Local SEO: Tips Meningkatkan Peringkat Website di Pencarian Lokal

page experience signal
Sumber: pixabay.com/@Prographer_

Tips Meningkatkan Google Page Experience Signal

  1. Konten utama harus dimuat dengan cepat

Seperti yang sudah diinformasikan sebelumnya, Google menyarankan agar semua situs website memiliki skor LCP sebesar 2.5 detik atau lebih cepat dari angka tersebut.

Waktu loading yang lama akan memberi pengalaman yang buruk untuk pengunjung situs web. Jika hal ini terjadi, maka Google tidak akan memprioritaskan web Anda untuk diberi peringkat di halaman Google Search.

Secara garis besar, terdapat 4 faktor yang dapat memengaruhi skor LCP Anda yaitu :

Waktu respon server yang lambat.

Untuk meningkatkan waktu respon server, Anda perlu memastikan bahwa layanan hosting yang digunakan bekerja dengan baik.

JavaScript dan CSS yang memblokir rendering.

JavaScript dan CSS dapat menyebabkan render-blocking yang berakibat buruk pada skor LCP Anda. Untuk mengatasi delay yang diakibatkan oleh kode JavaScript, Anda dapat mengikuti beberapa langkah berikut :

  • Perkecil dan kompres ukuran file JavaScript
  • Tunda JavaScript yang tidak digunakan agar tidak memperlambat rendering HTML.
  • Minimalkan polyfill yang tidak digunakan
  • Kurangi penggunaan JavaScript secara keseluruhan
  • Pastikan kode JavaScript Anda bersih dan efisien
  • Kurangi penggunaan plugin JS, tema, atau resource lain yang menggunakan kode JavaScript yang dibuat oleh pengembang pihak ketiga.

Selain file JS, CSS juga dapat memblokir rendering. Berikut cara mengatasinya :

  • Perkecil ukuran file CSS 
  • Tunda non-critical CSS agar dapat dimuat setelah konten HTML dirender
  • Sebariskan critical CSS ke dalam file HTML untuk menghapus permintaan tambahan ke server

Resource load times

Untuk mengatasi waktu muat resource yang lambat, ada beberapa cara yang bisa dilakukan seperti :

  • Kompres file gambar dan teks
  • Preload resource penting atau resource yang perlu diprioritaskan 
  • Cache aset menggunakan service worker 

Client-side rendering

Jika Anda membangun situs yang sebagian besar dirender pada sisi klien, maka Anda perlu mempertimbangkan beberapa cara pengoptimalan berikut :

  • Gunakan pre-rendering
  • Minimize critical JavaScript

2. Pastikan website Anda aman

Selain menyajikan halaman website menggunakan koneksi HTTPS, Anda juga perlu memastikan bahwa website Anda aman dan tidak memiliki konten yang membahayakan user. Oleh karena itu, Anda perlu melakukan pengujian keamanan web secara rutin. Anda secara rutin melihat laporan masalah keamanan yang ada di dalam Google Search Console.

Selain itu, tidak ada salahnya jika Anda juga menggunakan jasa IT security untuk melakukan penetration testing. Pengujian ini akan membantu Anda melihat apakah website Anda memiliki kerentanan yang dapat berpengaruh buruk pada bisnis dan pelanggan Anda.

  1. Pastikan interstitials di website tidak mengganggu

Interstitial adalah halaman web yang ditampilkan sebelum / sesudah konten utama dimuat atau ketika user sedang menggulir halaman website. Biasanya, halaman ini dipergunakan sebagai media iklan. Jika situs web Anda menggunakannya, maka Anda harus memastikan bahwa interstitial tidak memakan banyak ruang dan tidak menutup konten utama. 

Contoh interstitials yang membuat konten sulit diakses :

google page experience signal
Sumber: webmasters.googleblog.com

Baca Juga: Apakah Benar Konten adalah Raja dalam SEO ?

Sebagai search engine terbesar, Google memang selalu ingin memberikan yang terbaik untuk penggunanya. Dengan menerapkan Google page experience signal, Anda tidak hanya akan memperoleh peringkat yang baik di Google Search namun juga membuka peluang yang lebih besar untuk menghasilkan konversi dari halaman website.

Jika Anda membutuhkan bantuan untuk mengoptimalkan website Anda di halaman Google, Anda dapat menghubungi Logique. Kami siap membantu!

Feradhita NKD
Feradhita NKD

https://www.logique.co.id/blog/author/feradhita/

Hai! Saya adalah content writer berpengalaman dengan minat mendalam di dunia teknologi. Saya senang menjelajahi tren terbaru di dunia IT, pentest, keamanan siber, dan menerjemahkan informasi teknis menjadi tulisan yang menarik. Dengan fokus pada kebutuhan audiens dan penggunaan bahasa sederhana, saya berusaha menyajikan informasi kompleks dengan cara yang mudah dipahami.

Related Posts