Ada satu pertanyaan yang menjadi gaung utama dunia perkantoran selama pandemi Covid-19: “Mana yang memberikan hasil yang lebih baik, bekerja secara nyaman dari rumah atau dari kantor?”
Namun, pertanyaan ini telah coba dijawab oleh para ilmuwan bahkan jauh sebelum pandemi Covid-19 melanda seluruh dunia. Sebuah tim di Universitas Stanford, yang dipimpin oleh Profesor Nicholas Bloom, telah melakukan penelitian selama dua tahun tentang pengaruh kerja jarak jauh atau remote working. Mereka mempelajari efek jangka panjang, yang berkaitan dengan produktivitas dan kesejahteraan.
Penelitian ini dilakukan terhadap pekerja jarak jauh yang menjadi subjek penelitian mereka, yakni yang dipekerjakan oleh perusahaan perjalanan Shanghai yang terdaftar di NASDAQ senilai miliaran dolar. Jumlah sampel penelitian ini berfokus pada 1000 karyawan. Dari 1000 orang ini, kelompok belajar dibagi menjadi dua: 500 dari mereka bekerja dari jarak jauh, dan kelompok control yakni 500 lainnya, bekerja di lingkungan kantor tradisional.
Sekilas: Manfaat yang Jelas
Pada awalnya, mudah melacak produktivitas dari dua kelompok yang terpisah, karena pekerjaan yang dilakukan oleh karyawan yang diteliti cukup mudah untuk diukur dan dipelajari. Tugas-tugas tersebut di antaranya termasuk menempatkan pesanan, atau melakukan panggilan telepon. Selama 9 bulan pertama, hasilnya mengejutkan: Karyawan 13,5 persen lebih efisien bekerja di rumah daripada di kantor. Hasilnya, Ctrip menghemat $ 2.000 untuk biaya kantor setiap tahunnya. Karyawan juga mengambil lebih sedikit waktu istirahat dan lebih sedikit mengambil izin sakit secara keseluruhan. Tingkat kegagalan untuk kelompok uji adalah 50 persen lebih rendah dibandingkan rekan kerja mereka dalam kelompok kontrol. Namun demikian, mungkin yang paling signifikan dari semua temuan adalah bahwa kelompok uji dilaporkan, secara rata-rata, lebih puas dengan diri mereka sendiri dan kinerja mereka secara keseluruhan. Hasil ini mengejutkan Dr. Bloom, karena pada awalnya mereka mengharapkan produktivitas menurun, yang menurut perkiraannya, akan menjadi konsekuensi alami dari pemotongan biaya ruang kantor. Namun sebaliknya, hasil menunjukkan fakta bahwa baik pemberi kerja maupun karyawan berpotensi mendapatkan keuntungan dari pengaturan kerja jarak jauh ini.
Pekerjaan Jarak Jauh Bukan Tanpa Kekurangan
Menurut Bloom, penekanannya di sini sangat jelas pada “potensi”, karena ada juga masalah yang diidentifikasi tetapi tidak signifikan dengan topik tersebut. Dalam studi tersebut, para ilmuwan mencatat sekitar setengah dari semua yang berpartisipasi dalam kelompok studi membuat keputusan untuk kembali bekerja di lingkungan kantor yang lebih tradisional setelah eksperimen selesai. Dua alasan diidentifikasi dalam hal ini: pertama, karyawan pada akhirnya akan merasa terisolasi saat bekerja di rumah, dan kedua, mereka menerima pengakuan yang jauh lebih sedikit atas pekerjaan mereka. Akibatnya, beberapa karyawan yang memandang hal ini sebagai faktor pendorong, merasa lebih mudah untuk menyerah atau menunda tugas.
Simpulan
Dr. Bloom merangkum bahwa urgensi untuk bekerja lima hari seminggu berakar pada masa di mana para pekerja terikat pada pekerjaan berbasis pabrik, dan harus memproduksi produk di jalur perakitan. Dia menjelaskan bahwa, “perusahaan yang masih memperlakukan karyawannya saat ini seolah-olah kita hidup di masa dahulu, semakin tertinggal.” Pengusaha yang ingin menghemat biaya dan memotivasi karyawan mereka harus memberikan model tempat kerja yang fleksibel, kata Bloom.
Bekerja Secara Jarak Jauh Dengan Logique Digital Indonesia
Jika Anda memiliki keterampilan pengembangan web dan ingin bekerja dari jarak jauh, bergabung lah dengan Logique Digital Indonesia. Saat ini kami memiliki lowongan pekerjaan yang terbuka untuk beberapa posisi, seperti Front End Developer, Web Developer, Mobile App Developer, dan masih banyak lagi. Silakan kunjungi halaman karir Logique untuk menemukan posisi yang sesuai dengan keahlian dan pengalaman Anda.