Go-Jek, salah satu startup terbesar di Indonesia yang berfokus pada transportasi dan layanan lainnya seperti pembelian tiket dan makanan secara daring, telah menemukan inovasi baru dalam strategi pembayaran mobile mereka, Go-Pay.
Dilansir dari TechCrunch, Go-Jek mengkonfirmasi bahwa mereka telah mengakuisisi tiga startup Indonesia di bidang financial technology (fintech), yakni Kartuku ( jasa pembayaran luring/offline) yang sekarang berubah nama menjadi SPOTS, Midtrans (jasa gateway pembayaran) dan Mapan (jaringan arisan daring/online). Namun, mereka tidak menyebutkan berapa nominal yang dikeluarkan untuk akuisisi tiga perusahaan tersebut.
CEO Go-Jek, Nadiem Makarim, mengatakan bahwa “Kami sekarang membawa Go-Jek ke tahap berikutnya. Melalui akuisisi yang diumumkan hari ini, kami akan bekerja bahu-membahu dengan tiga perusahaan serupa yang berbagi visi dan etos kerja kami. Ini menandai perkembangan yang signifikan dalam posisi kami di jantung industri fintech yang semarak di Indonesia.”
Kepala dari tiga startup yang diakuisisi tersebut akan memegang peran penting di Go-Jek. CEO Kartuku (Thomas Husted) akan menjadi CFO-nya, CEO Mapan (Aldi Haryopratomo) akan memimpin Go-Pay, dan Ryu Suliawan dari Midtrans akan memimpin platform merchantnya.
Tujuan dari akuisisi ini sendiri adalah untuk meningkatkan jaringan pembayaran Go-Jek melalui Go-Pay. Perlunya investasi tersebut tentu dibutuhkan jika mengingat adanya pertumbuhan dari dua kompetitornya, yakni kapitalisasi perusahaan teknologi swasta Uber dan Grab yang baru saja menghasilkan 2 miliar dolar AS. Tidak mau kalah dengan Go-Jek, mereka juga berlomba untuk mengembangkan layanan pembayarannya. Grab telah memperluas layanan pembayarannya dan berencana untuk memperluas fitur di Asia Tenggara pada tahun 2018, sementara Uber telah mengintegrasikan dompet pembayaran mereka yang pertama di Vietnam, Momo.
Pertama kali didirikan tahun 2015, Go-Jek memulai bisnis mereka dengan menawarkan layanan penyewaan sepeda motor untuk ojek (Go-Ride), salah satu solusi favorit warga Jakarta dalam mengatasi jalanan ibukota yang macet. Seiring perkembangannya, mereka pun memperluas bisnisnya ke transportasi roda empat (Go-Car), layanan sehari-hari (Go-Glam, Go-Mart, Go-Tix dan lainnya), serta dompet digital yang dapat digunakan untuk membayar banyak hal (Go-Pay).
Beranggotakan 900.000 pengemudi, 15 juta pengguna aktif mingguan, serta 125.000 merchant dengan lebih dari 100 juta transaksi dalam platform mereka, tidaklah berlebih jika menyebut Go-Jek adalah salah satu startup terbesar di Indonesia yang berani mengakuisisi Kartuku, Midtrans, serta Mapan. Bersama tiga perusahaan fintech tersebut, Gojek menyebutkan bahwa mereka memproses 5 juta dolar AS (sekitar Rp 67 miliar) melalui kartu dan dompet digital mereka (Go-Pay). Hal ini menyebabkan adanya kenaikan dana sebesar hampir 1,2 miliar dolar AS (sekitar Rp 163 triliun) , sudah termasuk dana dari perusahaan Cina JD.com dan Tencent.