Melebarkan sayap usahanya ke Asia, Uber telah mengumumkan presiden direktur pertama pada negara dengan penduduk terbanyak ke-empat di dunia, yaitu Indonesia.
Monika Rudijono akan menjabat sebagai presiden direktur uber pada bulan Januari 2018, sebelumnya Ia adalah presiden direktur Grey, perusahaan yang bergerak pada bidang iklan dan pemasaran. Sebagai presiden direktur uber, Rudijono akan melaporkan situasi dan kondisi perusahaan secara langsung kepada Brooks Entwistle. Ia bergabung dengan Uber pada bulan Agustus 2017 silam sebagai Chief Business Officer Uber Asia Pasifik (tidak termasuk India).
Beberapa waktu yang lalu Uber telah menentukan struktur organisasi perusahaan di India yang memiliki ruang lingkup kerja yang terpisah dengan wilayah Asia.
Uber memiliki berbagai alasan untuk membidik Indonesia sebagai sasaran pasar mereka.
Berdasarkan laporan dari Google dan Temasek, Indonesia akan melakukan transaksi sebanyak lebih dari 40% dalam industri transportasi daring di Asia Tenggara, hal ini diperkirakan akan terus mengalami peningkatan sebesar $20 milliar pada tahun 2025 dari $5.1 milliar tahun ini.
Tidak hanya Uber, terdapat dua perusahaan yang juga bergerak pada bidang transportasi berbasis daring di Indonesia yakni Gojek dan Grab. Gojek merupakan perusahaan ojek online yang cukup dominan di Indonesia dengan keuntungan lebih dari $1 miliar. Uber berharap dapat menjadi perusahaan ojek online terbaik di Indonesia untuk dapat menandingi Gojek.
“Transportasi online akan mengubah dan memudahkan masyarakat Indonesia untuk melakukan mobilitas, serta menghadirkan lapangan kerja bagi masyarakat luas” dan saya bangga dapat berperan untuk memimpin Uber menjadi yang terbaik di Indonesia”, ujar Rudijono.
Uber juga bekerjasama dengan perusahaan taksi terbesar di Singapura untuk dapat menandingi Grab. Selain itu, Uber telah menandatangani transaksi mobile wallet pertama di Asia Tenggara dengan berafiliasi bersama aplikasi pembayaran digital asal Vietnam yang bernama Momo.
Bentuk kolaborasi ini merupakan sebuah terobosan baru dibawah kepemimpinan Brook Entwistle untuk bekerjasama dengan berbagai perusahaan dan pemerintah. Sebelumnya uber mengganggap perusahaan dan pemerintahan yang menjadi mitranya sekarang sebagai sebuah oposisi bagi mereka. Uber akhirnya menyadari bahwa ia harus lebih pragmatis untuk bersaing dengan Grab dan Go-jek. Untuk membantu Anda menjadi perusahaan yang terbaik khususnya pada bidang website dan aplikasi, Anda dapat menghubungi Kami disini